“Katakanlah, bahwa sesungguhnya shalatku, penyembelihanku, hidupku dan matiku
hanya semata-mata untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu bagiNya, demikian
itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama
menyerahkan diri (kepada Allah)” (QS. Al An’am, 162-163).
Sungguh mencengangkan apa yang nampak dalam pandangan kita, berbagai macam ritual syirik merebak di mana-mana, mulai dari skala pengemis miskin hingga skala milyader. Berbaga macam cara instan ditempuh oleh sebagian mereka untuk mendapatkan manfaat dan kenikmatan "dunia" semata... sementara berapa banyak dari mereka yang tidak memahami hakikat kehidupan manusia yang sebenarnya di dunia yang fana ini... Maka, firman Allah tabaaraka wa ta'ala di atas menjadi sebuah materi pembahasan kita kali ini.
Dimana Allah subhanahu wa ta'ala memerintahkan kepada kita selaku hamba-hamba-Nya untuk mengikhlaskan segala macam bentuk ibadah, baik itu ibadah batiniyyah(ibadah dengan amalan hati), ibadah lafdziyyah(ibadah dengan lisan), ibadah badaniyah(ibadah dengan anggota badan), ibadah maaliyah(ibadah dengan harta) dan berbagai macam ibadah-ibadah yang lainnya. Baik nampak maupun yang tersembunyi.
Berapa banyak bencana terjadi di sana-sini akibat kecerobohan manusia mengesampingkan perkara TAUHID di muka bumi ini, sebagai contoh, seorang insinyur pembangunan yang mengatur komposisi/takaran dalam membangun suatu bangunan atau gedung atau jembatan dan lain sebagainya, seolah-olah tidak ada artinya lagi setelah dihadirkannya seorang paranormal . Ukuran yang semestinya digunakan dalam membangun suatu jembatan misalnya, dibutuhkan besi berdiameter 25 mili diganti dengan besi berukuran 7 mili dan menggenapkan kekurangan tersebut dengan 3 buah kepala sapi yang ditanam di bawah pondasi jembatan tersebut. Akal sehat mana yang mau menerima hal demikian, hanya paraTIDAKnormal serta para pemuja mereka yang setia menyekutukan Allah tabaaraka wa ta'ala saja yang mau menggunakan metode tersebut. Berbagai dalih dijadikan hujjah oleh mereka, entah sebagai syarat perizinan membangun bangunan di wilayah tersebut sehingga sungguh sangat aneh, adanya IMB(Izin Membangun Bangunan) kepada si "penunggu" sungai tersebut. Ada sebagian lagi yang berhujjah supaya jembatan tersebut nantinya kuat dan kokoh tak goyah dimakan zaman...laa hawla walaa quwwata illa billah....
Betapa banyak Allah mengingatkan kita sebagai hamba-hamba-Nya melalui ayat-ayat-Nya yang hampir setiap hati kita baca...
“Dan jika Allah menimpakan
kepadamu suatu bahaya, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia.
Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak
kurniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendakiNya di
antara hamba hambaNya dan Dia lah yang Maha Pengampun lagi Maha penyayang”(QS.
Yunus, 107).
Jika berkaitan dengan masalah rizki, maka dengan tegas Allah menegur sebagian manusia-manusia yang ingin kaya raya melalui "Jalan Pintas" dengan firman-Nya,
“Sesungguhnya mereka yang kamu
sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rizki kepadamu, maka mintalah
rizki itu pada Allah dan sembahlah Dia (saja) serta bersyurkurlah kepadaNya.
Hanya kepada Nya lah kamu sekalian dikembalikan.” (QS. Al Ankabut,
17).
Bahkan ketika kita dalam keadaan sulit dan kesempitan pun, Allah subhanahu wa ta'ala memerintahkan kita untuk meminta jalan keluar hanya kepada Allah ta'ala saja, hanya Allah subhanahu wa ta'ala lah yang akan mengabulkan permohonan-permohonan kita, Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,
“Atau siapakah yang mengabulkan
(do’a) orang-orang yang dalam kesulitan disaat ia berdo’a kepadaNya, dan yang
menghilangkan kesusahan, dan yang menjadikan kamu sekalian menjadi kholifah di
bumi ? adakah sesembahan (yang haq) selain Allah ? amat sedikitlah kamu
mengingat(Nya).” (QS. An Naml, 62).
Jauh-jauh hari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengingatkan kepada kita,
Ali bin Abi Tholib Radhiallahu’anhu berkata :
“Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasallam bersabda kepadaku tentang empat perkara :
"لعن الله من ذبح لغير الله،
لعن الله من لعن والديه، لعن الله من آوى محدثا، لعن الله من غير منار
الأرض"
“Allah melaknat
orang-orang yang menyembelih binatang bukan karena Allah, Allah melaknat
orang-orang yang melaknat kedua orang tuanya, Allah melaknat orang-orang yang
melindungi orang yang berbuat kejahatan, dan
Allah melaknat orang-orang yang merubah tanda batas tanah”. (HR.
Muslim)
yang dimaksud dengan "laknat" adalah dijauhkannya seseorang dari rahmat Allah subhanahu wa ta'ala. Dan ini termasuk dosa yang sangat besar dengan sebab menjadikan tandingan-tandingan bagi Allah dalam suatu ibadah.
Demikianlah, semoga yang sedikit ini bisa mendatangkan maslahat bagi kita, keluarga kta dan sahabat-sahabat kita....
Muraja'ah : -Syarh Kitabut Tauhid Syaikh Ibn Baz-Tathhirul i'tiqod Imam Ash-Shan'ani-
Demikianlah, semoga yang sedikit ini bisa mendatangkan maslahat bagi kita, keluarga kta dan sahabat-sahabat kita....
Muraja'ah : -Syarh Kitabut Tauhid Syaikh Ibn Baz-Tathhirul i'tiqod Imam Ash-Shan'ani-
Farhan Abu Urwah, Saidan, Depok Jawa Barat/ 3 Mei 2012 21:49
0 komentar:
Posting Komentar