SELAMAT DATANG DI BLOG RESMI KUMPULAN ARTIKEL MA'HAD MIFTAHUSSALAM BANYUMAS JAWA TENGAH INDONESIA

Rabu, 30 November 2011

SUDUT MIFTAHUSSALAM


Pondok Pesantren Pendidikan Islam Miftahussalam Banyumas
Jalan Raya Kejawar No.72 Banyumas Jawa Tengah 53192 Telp. (0281) 796121 / 796004
Website : www.miftahussalam.web.id Email : pesantrenbanyumas@yahoo.co.id



Minggu, 27 November 2011

Mau beli notebook non-garansi resmi??? Baca ini dulu!

Besarnya pasar notebook di Indonesia dan kemudahan import barang, teryata juga memberikan peluang importer-importer untuk memasukkan notebook sendiri, tidak melalui distributor atau agen yang resmi. Notebook semacam inilah yang disebut dengan Notebook PI atau BM. Harga murah, merk sama, siapa yang tidak tertarik? Pertanyaannya: Amankah membeli produk yang tidak bergaransi resmi semacam ini?
Mudah-mudahan Anda mendapat pencerahan setelah membaca artikel ini.
Notebook PI adalah singkatan dari Paralel Import, artinya notebook yang diimpor oleh badan/toko/perorangan yang bukan ditunjuk sebagai agen atau distributor resmi dari produk yang bersangkutan.
Sedangkan Notebook BM singkatan Notebook Black Market, artinya adalah notebook yang diimpor tidak mengikuti aturan impor yang semestinya, termasuk aturan perpajakan, bea masuk, dll.
Dari pengertian diatas, jelas bahwa Notebook PI dan BM pasti lebih murah dibandingkan notebook yang bergaransi resmi dari distributor. Seperti juga Handphone BM, dll. Harganya jauh lebih murah dari yang bergaransi resmi.
Nah, notebook BM dan PI dengan harga murah ini, tentu saja menarik minat konsumen. Banyak yang membeli karena tertarik dengan harganya yang murah. Bagi penjual pun, keuntungan yang didapat pasti lebih besar dibandingkan bila jualan produk bergaransi resmi yang harga jualnya sudah dipatok dan dipublikasikan dimana-mana.
Mengapa produk BM dan PI lebih murah? Jawabannya jelas, karena tidak membayar pajak bea cukai. Selain itu, importer juga tidak perlu mendirikan jaringan service center yang luas, karena anggapan mereka kalo ada kerusakan, mereka perbaiki sendiri, atau kalo sulit, dikembalikan ke negara asalnya. Konsumen menunggu lama? Ya itu resikonya kalo beli barang tidak bergaransi resmi.
Tapi masih ada beberapa hal lagi. Ada istilah Notebook Refurbished, artinya adalah produk yang tidak memenuhi standar kualitas pabrik atau cacat produksi yang terlanjur keluar dipasaran, kemudian, dikembalikan ke pabrik. Oleh pabrik notebook tersebut diperbaiki dan bahkan di-rekondisi, bila ada cacat fisiknya. Kemudian notebook tersebut dijual lagi dipasaran dengan harga murah. Di luar negeri, produk semacam ini akan dibeli label “Refurbished” dan dijual dengan harga diskon besar, bahkan mencapai 30%. Di Amerika, produk refurbis dibeli label jelas dan tidak boleh dijual sebagai barang yang baru, sekalipun kelihatan baru dan ada segel dari pabrik. Karena notebook refurbis bisa ada goresan, kotoran, dan bentuk kerusakan fisik lain yang tidak mempengaruhi performa.
Nah, semua produk diatas ini, jelas harganya lebih murah dibandingkan notebook bergaransi resmi.
Bagaimana membedakan notebook PI, BM, refurbis dan yang bergaransi resmi?
Simpel, cek kartu garansinya. Tanyakan kartu garansinya ke penjualnya. Cek kartu garansinya, apakah dikeluarkan oleh distributor resmi atau tidak. Nomor telepon service centernya pasti tercantum disana, hubungi bila perlu. Beberapa produsen saat ini juga menyediakan registrasi serial number, registrasikan bila memang produsen menyediakan fasilitas tersebut.
Notebook garansi resmi akan diterima di service center di semua kota, bahkan di seluruh dunia. Ada saudara saya yang membeli notebook Toshiba di Canada, ternyata baterainya rusak, saya bawa ke service center di Surabaya, baterai diganti baru, hanya membayar biaya administrasi. Ada pengalaman orang lain yang membeli notebook Toshiba yang tidak bergaransi resmi, ketika dia pindah ke kota lain, dan dibawa ke service center, disana dikatakan bahwa barang itu barang bekas!
Jadi berhati-hatilah bila anda ditawari produk yang tidak bergaransi resmi.
Jadi masihkah Anda mau membeli notebook BM atau PI atau yang tidak bergaransi resmi?

Sabtu, 26 November 2011

Tips Mencari Order Percetakan

Ke mana dan bagaimana anda harus mencari order cetakan untuk bisnis percetakan anda? Tulang punggung keberlangsungan dari suatu bisnis percetakan, desain grafis, bisnis rumahan, internet marketing, bisnis online atau bisnis Indonesia lainnya adalah ORDER PESANAN. Suplai pekerjaan atau pemesanan order cetak maupun order desain biasanya selalu datang dari pelanggan tetap yang senantiasa memakai jasa yang anda sediakan. Bisa juga dari beberapa kustomer yang baru pertama kali datang dan menggunakan layanan dari anda.
Tidak selamanya konsumen akan datang menghampiri anda dengan order cetaknya setiap saat, kontinyu dan teratur. Apalagi di zaman Krisis Keuangan Global saat ini, repeat order dari loyal customer akan semakin berkurang.
Ada suatu periode di industri percetakan, di mana kebutuhan cetak dan promosi lainnya menunjukkan grafik yang menurun cukup tajam. Kadang pula begitu lama periode stagnan-nya. Ini disebut sebagai periode paceklik order. 
Berikut ini pengalaman yang mungkin berguna untuk memperoleh order cetak:
Menciptakan WIN WIN SOLUTION BUSINESS (BAGI HASIL ORDER CETAK).
Dewasa ini, ditengah meningkatnya persaingan usaha dibidang yang sama yakni Bisnis Usaha Percetakan dan kecenderungan para konsumen mencari harga beli yang relatif lebih murah, anda bisa menciptakan suatu kondisi bisnis yang bersifat WIN WIN SOLUTION BUSINESS (sama-sama diuntungkan). Terobosan dan inovasi cara berbisnis ini jarang dilakukan oleh kalangan percetakan, bahkan mungkin banyak yang alergi dengan cara ini. Idenya cukup jeli dan bisa dijadikan alternatif sebagai penyumbang devisa bagi perusahaan anda. Metode ini penulis namakan: BAGI HASIL ORDER CETAK. Bayangkan, bila anda hanya menunggu order cetak yang akan datang atau melaksanakan repeat order dari konsumen secara konvensional, maka tingkat margin yang anda peroleh mungkin berkisar antara 10% – 20% saja. Tapi dengan berbisnis memakai metode ini, kemungkinan pencapaian marginnya bisa mencapai 40% – 60%. Darimana diperoleh prosentase margin yang begitu tinggi? Pada prinsipnya, Metode Bagi Hasil Order Cetak mengedepankan bisnis bagi hasil yang amat transparan dan adil, saling percaya penuh antar sesama pelaku. Pola kerja selengkapnya dapat anda pelajari disini.
PERBANYAKLAH TENAGA FREELANCE MARKETING
Mengapa Freelance Marketing lebih diutamakan? Sebab utamanya adalah motivasi mereka biasanya lebih tinggi daripada tenaga Fulltime Marketing. Terserah anda, bagaimana cara menerapkan pola numerasi bagi Freelance Marketing (tenaga marketing) yang anda hired.
Menurut pengalaman penulis (dan rekan-rekan FM), biasanya mereka selalu meminta kelonggaran waktu kerja yang amat luwes. Dalam arti, jam kerja mereka tidak mau dibatasi dengan pola jam kerja kantor konvensional. Mereka kadang hanya datang setor muka lalu keluar kantor, masuk lagi 2-3 hari kemudian (tapi dengan membawa order tentunya!). Banyak kelonggaran dan keleluasaan yang harus diberikan oleh perusahaan bagi kaum marketing ini dibandingkan dengan staf lainnya. Rata-rata mereka tidak digaji secara tetap, biasanya pola bagi hasil yang diterapkan. Berlakulah bijaksana dalam mengatur dan memperhatikan kesejahteraan mereka.
Apa manfaatnya anda merekrut tenaga marketing tipe freelance ini, apalagi dalam jumlah banyak?
  • Pakailah prinsip lebih baik banyak order dengan margin keuntungan sedikit, tetapi tetap berkelanjutan daripada sedikit order dengan untung besar tetapi cuma sesekali saja mendapatkannya.
  • Income usaha anda akan stabil setiap bulannya karena terpenuhi oleh banyaknya order yang mereka suplai.
  • Anda bisa melewati masa paceklik order pada periode tertentu bahkan di era krisis ekonomi global saat ini.
  • Anda mendapatkan banyak referensi baru konsumen yang mengorder cetak kepada perusahaan. Tapi ingat, konsumen yang masuk via Freelance Marketing akan selalu loyal mengikuti kemanapun sang marketing tersebut pergi. Jadi jagalah etika dengan tidak menyerobot loyalitas konsumen tersebut dari tangan si marketing ini.
  • Suasana tempat usaha lebih hidup dan bersemangat. Banyak ilmu dan pengalaman berbeda yang dibawa oleh masing-masing tenaga marketing. Manfaatkan dan sinergikanlah kemampuan mereka semaksimal mungkin
MERUBAH TAMPILAN TEMPAT USAHA
Agar konsumen baru anda menjadi loyal dan mau datang kembali ke tempat usaha percetakan anda, cobalah anda sedikit berusaha merapikan tempat usaha anda ini. Pada umumnya percetakan adalah tempat yang paling semrawut (berantakan) dan terkesan agak kotor (jorok). Hal ini sudah menjadi trade mark yang melekat pada pelaku industri percetakan, usaha skala kecil atau besar.
Bila anda ingin menghilangkan kesan negatif tersebut, tidak ada salahnya anda berusaha merubah image demikian dengan cara merapikan barang-barang stok (kertas) yang terlihat asal tumpuk saja. Tempat tinta di rapihkan. Bekas tinta cetak dihapus (dicat) kembali agar terlihat bersih. Yang paling utama adalah mencuci mesin cetak anda agar kelihatan kinclong. Memang tidak semudah membalikkan telapak tangan dalam hal mendidik para pegawai anda agar bersikap lebih bersih lagi setiap harinya. Juga diperlukan kemauan dan contoh yang ekstra keras dari anda sebagai pemilik usaha, agar perilaku bersih dari anda dapat ditiru oleh bawahan anda.
Bagi para pemain di bisnis percetakan, bila ingin mendatangi suatu tempat produksi cetak untuk keperluan bisnisnya, hal pertama kali yang diingat adalah bagaimana suasana tempat tersebut. Kalau sudah cocok dengan suasana, lingkungan, pola kerja dan sdm di tempat tujuannya biasanya mereka enggan berpindah ke lain hati. Nah, untuk mempertahankan konsumen loyal seperti ini, cobalah anda sebagai pengusaha percetakan berkorban sedikit dengan merapikan tempat usahanya seperti cara tersebut diatas. Kalau bisa tampilan luar kantor anda dicat ulang dengan warna yang rada-rada nge-jrenk ( ada ciri khas ). Kalau nggak ada biaya, tidak perlu direnovasi fisik, cukup beri warna pembeda minimal setiap awal tahun baru.
Perhatian ekstra perlu ditujukan pada tampilan lay-out ruang resepsionis sebagai ujung tombak usaha anda. Beri sentuhan khas anda pada ruang ini. Utamakan kenyamanan konsumen dalam hal menunggu, sebab konsumen percetakan rata-rata sanggup menunggu order cetaknya lebih dari 2-5 jam lamanya. Tidak perlu terlalu mewah sesuaikanlah dengan skala usaha anda, asalkan konsumen betah dan nyaman berlama-lama ditempat anda, apalagi konsumen yang baru pertama kali datang ke tempat anda !
Ingin usaha percetakan anda tetap kebanjiran order ? Temukan TIPS CARI ORDER lainnya secara lengkap di www.chabelita.biz. Semua Strategi Marketing yang Jitu dan Cara Mencari Order yang Efektif ada di dalamnya, yang tentunya disesuaikan dengan skala usaha anda. Semoga bermanfaat….
source: kaskus.us, thank bro: novarro99

Tips Merawat Printer Tinta Inkjet / deskjet

merawat printer | inkjet | deskjet | cartridge | kualitas cetak menurun
Frustasi karena kualitas cetak printer tinta Inkjet, deskjet dan sejenisnya milik anda  menurun? Hasil print-out bergaris-garis, atau lebih parahnya lagi tinta tidak keluar?
gambar printer, tips merawat printer tinta, cara merawat printer inkjetKondisi-kondisi ini sering kali terjadi karena kita kurang memperhatikan beberapa hal penting dalam penggunaan printer. Kelalaian dalam merawat printer inkjet kita dapat menyebabkan kerusakan pada head printer secara temporer maupun secara permanen.
Berikut beberapa tips dan trick dalam merawat printer inkjet anda:


Selalu gunakan printer secara periodik 
 (sesering mungkin minimal 2 kali seminggu), jangan biarkan printer anda menganggur terlalu lama, karena tinta yang terdapat pada nozzle head bisa mengering sehingga menyumbat pengeluaran tinta
Gunakan fasilitas Clean Head
(Software yang disertakan bersama Printer) untuk melakukan pembersihan Nozle Head secara teratur (periodik).
Bersihkan beberapa bagian printer secara berkala
dari debu dan kotoran, jangan biarkan ada benda-benda asing masuk atau terjatuh kedalam printer anda. Jangan menggunakan lap yang basah oleh air saat membersihkan printer.
Jangan pake kertas 60 gram buat pemakaian rutin
karena roller penarik kertas akan mudah slip, Karna terlalu tipis, Pakailah kertas 70 atau 80 gram secara jangka panjang.
Saat mencetak pastikan kertasnya
tidak berlipat-lipat melainkan gunakan kertas yang masih halus, sebab jika tersangkut dapat merusak roller pada printer.
Jangan menyentuh bagian elektrik
dari cartridge seperti chip maupun head dengan menggunakan jari anda, karena listrik statis pada tubuh terkadang dapat merusak komponen, apabila terpaksa membersikan gunakan kertas tissue dengan kualitas baik, karena kertas tissue dengan kualitas jelek justru akan meninggalkan partikel kertas dan berpotensi menyumbat nozle head.

Jika menggunakan tinta refill pastikan menggunakan refill kualitas baik
jangan mengisi cartridge terlalu penuh karena dapat menyebabkan terjadinya kebocoran pada cartrdige dan dapat merembet pada motherboard printer.
Jangan membiarkan printer anda kosong
tanpa cartridge dalam jangka waktu yang lama, sebab dapat menyebabkan print head menjadi kering. ( Khusus Untuk Epson )
Perhatikan wastepad
(buangan tinta) printer anda, ganti wastepad atau gunakan pembuangan luar sehingga tinta tidak akan meleber di dalam printer.
Jangan pernah membuka cassing printer
karena komponen printer hanya bisa di service oleh orang yang benar-benar ahli.

Source: kaskus.us

Tips Memilih dan Membeli Printer Baru

File:Lexmark X5100 Series.jpgMau ganti printer atau mau beli yang baru?  Beberapa hal yang patut dipertimbangkan dan  diperhatikan dalam memilih printer adalah keperluan atau kegunaan dari printer tersebut. Apakah untuk keperluan perkantoran, administrasi, percetakan, atau desain grafis?
Resolusi Printer
Untuk mencetak teks seperti keperluan perkantoran, anda tidak memerlukan printer dengan resolusi yang terlalu tinggi. Tetapi jika keperluan anda untuk percetakan maupun desain grafis,silahkan mempergunakan printer dengan resolusi tinggi. Karena printer dengan resolusi akan menentukan kualitas cetak.
Output Cetakan
Jika anda akan mencetak gambar atau foto, maka lebih baik anda menggunakan printer inkjet.Jika anda ingin mencetak teks,akan lebih baik kualitasnya jika anda menggunakan printer laser jet.

Kecepatan

Jika pekerjaan anda membutuhkan daya cetak yang banyak dalam waktu singkat dan instant semisal cetak memo, surat dan sebagainya, maka printer-printer laser jet adalah pilihan yang tepat.
Sesuaikan dengan Koneksi Motherboard
Untuk saat ini, koneksi menggunakan port USB lebih diminati dari pada koneksi dengan mengunakan port pararel. Karena teknologi USB lebih fleksibel dalam pemasangan, dan lebih cepat dalam transfer data. Tetapi, tidak semua motherboard mendukung (di lengkapi) dengan port USB. Kecuali menggunakan USB card (tambahan).

Dana

Printer laser adalah pilihan yang tepat untuk keperluan yang mengutamakan kecepatan dan kualitas percetakan dengan teks. Tetapi, dana untuk pembelian pun juga cukup besar. Demikinan juga dengan biaya pemakaian menggunakan toner. Harga printer maupun toner untuk laser jet,dapat lima kali lipat dibandingkan dengan printer jenis ink jet. Jadi, kebutuhan, dana, dan kualitas adalah tiga hal pokok yang harus benar-benar diperhatikan dalam memilih printer yang tepat.
Semoga informasi tersebut dapat membantu dalam misi pemilihan printer yang sesuai dengan kebutuhan, dana, dan kualitas.
source: kaskus.us

Memilih Percetakan Offset Yang Hemat

Berikut ini tips membuat desainer grafis dengan ongkos minimalis, untung maximalis, orderan laris manis. Artikel ini dicopy dari www.kaskus.us
 
1. Persiapan desain grafis yang ekonomis suatu desain percetakan offset printing yang baik dan bagus (fullcolor) dapat menghasilkan hasil cetak yang diharapkan bagus pula hasilnya seperti contoh proof desain grafisnya. Agar menjadi lebih murah sewaktu diproduksi nanti, dari awal tentukanlah teknik desain grafis yang mengarah pada pemakaian warna yang bukan fullcolor atau separasi warna (4 warna atau lebih warna cetak).
Penerapan teknik design grafis dengan menggunakan warna b/w (satu warna atau spot color) atau sephia, dapat mengurangi biaya ongkos cetak secara signifikan. Bila semula harus mencetak 4 kali naik cetak, dengan teknik b/w atau sephia hanya dibutuhkan sekali naik cetak saja.

2. Output film yang murah dengan teknik percetakan offset printing desain grafis memakai cetak b/w atau sephia, tentunya jumlah lembar film cetak yang diperlukan akan semakin sedikit dan makin murah biayanya. Bila anda ingin mencetak model Percetakan offset dalam jumlah banyak (seperti buku, agenda, dll) dan ingin lebih murah lagi biaya pembuatan filmnya, cobalah melakukan negosiasi harga dengan tempat biasa anda membuat film.
Karena anda ingin mencetak film (output film) dalam jumlah banyak, nego-lah dengan intens. Bila sulit mendapat potongan harga (diskon) di tempat output film tersebut, berpura-puralah anda hendak meninggalkan tempat tersebut. Biasanya tempat output film tidak akan melepas begitu saja order besar yang datang ke tempatnya. Jadi anda punya bargaining power yang kuat dalam hal harga.

3. Plate cetak yang dipakai percetakan buku sering menggunakan format berulang pada logo, header atau footernya. Usahakan menggunakan plate cetak yang sama untuk mencetaknya. Tapi nomor halaman bikin satu warna dengan teks. Contoh: cetak offset logo, header atau footernya dengan warna biru, sedangkan teksnya warna hitam, atau cetak logo, header atau footernya dibuat dengan raster 40% – 75% sedangkan teksnya solid 100%, kalau semua unsur bisa dalam satu warna tentu akan lebih murah lagi biaya cetaknya. Teknik cetak seperti ini sebelumnya ditentukan dahulu pada tahap percetakan desain grafis dikala membuat desain cetaknya.

4. Pemilihan jenis mesin cetak offset inilah keunggulan bisnis percetakan offset atau percetakan printing! Percetakan offset atau percetakan printing suatu model cetak dengan ukuran tertentu dapat dilakukan dengan pemilihan mesin cetak offset printing sesuai anggaran biaya yang tersedia, atau demi memperoleh untung besar, kriteria mesin cetak disesuaikan standarnya.
Pelaku bisnis percetakan offset Jakarta akan senang sekali mendapat klien yang bisa berkomunikasi mengenai proses produksi percetakan. Kalkulasi harga cetak ditetapkan dengan menggunakan ongkos cetak pada mesin cetak offset printing yang disesuaikan dengan media cetak, hingga menghasilkan mutu dan kwalitas cetak tetap terjaga dan mendapatkan HARGA YANG LEBIH HEMAT.
source: kaskus.us/percetakan1

Selasa, 22 November 2011

Layanan Pelanggan dalam 10 Langkah Sederhana

Jika Anda seperti saya, Anda memiliki banyak pengalaman dengan layanan pelanggan yang buruk. Pikirkan terakhir kali Anda mengalamai kejadian buruk dengan produk atau jasa.
Mungkin produk atau jasa tidak sejalan dengan sales. Mungkin perusahaan tidak merespon telepon atau e-mail. Mungkin mereka tidak melakukan apa yang mereka katakan. Atau mereka mencari-cari alasan ketika Anda melaporkan masalah atau ada pertanyaan.
Jika Anda memikirkan semua pengalaman negatif melebur menjadi satu hal, kurangnya layanan pelanggan. Dan kurangnya layanan pelanggan biasanya bermula dari kurangnya fokus pada pelanggan. Banyak bisnis yang kehilangan pandangan siapa yang mereka layani dalam bisnis.
Alih-alih pepatah lama, "pelanggan selalu benar," saat ini banyak pengusaha yang merasa terganggu dengan pelanggannya. Saya akan katakan rahasia saat di awal sebagai agen iklan. Kami dulu punya pepatah, "bisnis ini akan besar, jika ini bukan untuk klien."
Hal yang bodoh bukan?! Kita tidak ada pekerjaan jika tidak utuk klien. Ya, terkadang klien bisa jadi sulit, tapi mereka adalah alasan kita berbisnis. Tugas kita adalah melayani mereka. Jika mereka kesal, seharusnya kita terbuka untuk mencari tahu alasannya, dan menggunakan informasi tersebut untuk meningkatkan produk atau jasa.
Ya, terkadang Anda harus  menemui seseorang yang tidak tahu apa –apa, dan Anda harus berhubungan  dengannya. Tapi seringkali, keluhan klien mengungkap masalah atau sesuatu yang bisa kita tingkatkan.
Jadi selalu dengarkan pelanggan Anda. Berkomitmen untuk memperlakukan pelanggan dengan baik. Setelah itu, memberikan layanan pelangan yang baik adalah salah satu alat marketing terbaik dan termurah yang ada. Jika Anda memperlakukan pelanggan dengan  baik, atau lebih baik, diluar harapan mereka, Anda akan dihargai.
Klien yang happy adalah klien yang sama yang akan dengan senang hati mereferensikan pada Anda. Kebalikannya juga benar. Jika Anda klien yang kecewa, atau tidak memberikan apa yang Anda janjikan, atau memperlakukan mereka dengan buruk, mereka akan mengatakan pada setiap orang betapa buruknya Anda. Nyatanya, klien yang kecewa tersebut lebih banyak membicarakan Anda daripada klien yang happy. Sayangnya, seperti itulah biasanya terjadi.
Kabar baiknya adalah, tidak sulit memberikan layanan pelanggan yang baik. Anda hanya perlu menyadari dan membuat prioritas. Berikut adalah 10 tips untuk membantu Anda dalam layanan pelanggan.
1. Mudah diakses.
Pelanggan harus bisa menggandalkan Anda, atau seseorang dalam perusahaan, jika mereka ada pertanyaan atau mereka membutuhkan layanan Anda. Sediakan beberapa cara bagi pelanggan untuk menghubungi Anda, seperti email, telepon, e-mail, atau fax.
2. Merespon tepat waktu.
Buatlah kebijakan untuk menjawab telepon atau e-mail dalam waktu 24 jam. Dan jika Anda tidak bisa berkomitmen dengan hal tersebut, maka tentukan kerangka waktu yang bisa Anda kelola dan biarkan pelanggan tahu mereka bisa mengandalkan Anda untuk menginformasikan pada mereka dalam waktu yang ditentukan.
3. Mendengarkan pelanggan Anda.
Seringkali saat pelanggan menelpon atau menulis keluhan, mereka hanya ingin didengarkan. Nyatanya, terkadang, Anda hanya perlu mendengarkan. Luangkan waktu untuk mendengarkan apa yang dikatakan pelanggan sebelum Anda merespon atau mempertahankan produk atau jasa Anda. Dan mereka akan mengerti.
4. Memperlakukan pelanggan dengan respek.
Meskipun pelanggan yang ada di ujung telepon bertindak tidak rasional, kasar, jangan merendahkan diri Anda pada level mereka dengan melakukan hal yang sama. Perlakukan setiap orang dengan respek dan sebaliknya Anda akan dihormati. Plus, Anda tidak pernah tahu seseorang baru mengalami hari yang buruk, dan Anda terkena imbasnya (kita semua pernah melakukannya).
5. Jangan mendebat pelanggan Anda.
Anda tidak pernah bisa memenangkan argumen dengan pelanggan. Karena, jika Anda menang, Anda seolah mengasingkan pelanggan dan Anda kehilangan bisnis dengan mereka. Kita semua tahu jika pelanggan tidak selalu benar, tapi  alih-alih fokus pada apa yang salah dan mempertahankan diri Anda, fokus pada bagaimana Anda bisa memecahkan masalah atau memperbaiki situasi.
6. Hormati komitmen Anda.
Jika Anda katakan Anda akan menjawab e-mail, maka jawablah. Jika Anda menawarkan garansi, maka hormati itu. Tidak ada satu hal yang lebih cepat merusak hubungan dengan pelanggan selain menjanjikan sesuatu dan tidak menepatinya.
Minggu lalu saya mendapatkan e-mail yang baik dari seorang klien yang kemudian menyadarkan saya betapa hal ini. Inilah yang dia tulis:
"Terima kasih banyak atas jawaban Anda yang cepat dan komprehensif. Minat pribadi, perhatian dan antusiasme Anda terlihat jelas. Banyak pemilik usaha yang berjanji merespon dan menjawabnya secara personal, tapi mereka jarang melakukannya..."
Ya, saya memerlukan waktu menjawab e-mailnya. Tapi saya berjanji memberikan email support pada semua klien yang membeli Sistem 10 Langkah Marketing dan karena itu penting untuk menghormati komitmen tersebut. Jika saya sampai pada titik dimana saya tidak lagi bisa merespon karena volume permintaan atau komitmen waktu lainnya, saya akan berhenti menawarkan layanan ini, tidak hanya berhenti merespon.
7. Lakukan apa yang Anda katakan.
Jika Anda bilang akan menghubungi seseorang pada hari Selasa, maka teleponlah pada hari Selasa. Semudah itu. Jika Anda ingin pelanggan percaya dan yakin dengan Anda, Anda harus mengikuti apa yang Anda katakan.
8. Fokus pada hubungan pelanggan, bukan sales.
Keberhasilan bisnis Anda dalam jangka panjang terletak pada kemampuan Anda untuk menjalin hubungan dengan pelanggan dalam jangka panjang.  Jika Anda mengorbankan hubungan untuk menghasilkan penjualan jangka pendek, bisnis Anda akan berumur pendek.
9. Jujur.
Jangan membesar-besarkan hasil yang diperoleh dari produk atau jasa Anda. Jangan menjanjikan hal-hal yang tidak bisa Anda penuhi untuk menghasilkan penjualan. Saya melihat di banyak web saat ini; segala sesuatunya serba cepat. Ini menjengkelkan orang dalam membeli produk, dan kemudian produk tidak dikirim. Apakah pelanggan akan kembali membeli dari tempat tersebut? Tidak demikan. Berlaku jujur dan terbuka dengan apa yang bisa diberikan produk dan jasa Anda.
10. Mengakui jika membuat kesalahan.
Tidak ada seorangpun yang sempurna. Kita pernah melakukan kesalahan; ini bagian dari belajar. Jadi, ketika Anda membuat kesalahan jangan mencoba menutupi atau mengingkarinya. Akui dan jika perlu, lakukan sesuatu untuk memperbaiki situasi. Pelanggan akan menghargainya dan mereka akan menjadi pelanggan setia.
Jadi, bagimana pengukuran layanan pelanggan Anda? Apakah Anda mempraktekkan 10 langkah ini dan menawarkan layanan pelanggan? Jika tidak, saya tantang Anda untuk meningkatkan servis Anda. Lakukan pendekatan seperti Ken Blanchard dan alih-alih lebih dari sekedar puas dengan pelanggan yang happy, ciptakan "Penggemar".
Komitmen untuk menerapkan 10 tips ini dalam praktek. Kenali pelanggan Anda. Jadikan mereka fokus pada bisnis Anda. Ini salah satu kunci dalam kesuksesan marketing dan yang terbaik, tidak mengeluarkan biaya yang besar!
***
Penulis: Debbie LaChusa. Selama 20 tahun terjun di bidang marketing, Debbie LaChusa menciptakan Sistem 10 langkah marketing untuk membantu profesional independen dan pengusaha kecil agar sukses dalam memasarkan bisnisnya, dirinya, tanpa mengeluarkan biaya yang besar untuk marketing.
Sumber: www.10stepmarketing.com
Diterjemahkan oleh: Iin – Tim Pengusahamuslim.com

Berbisnis Dengan Kebaikan Hati

Alih-alih mengenalkan konsep baru pada layanan pelanggan, inilah saatnya mengenalkan kembali kebaikan yang sudah lama memudar.
Kembali ke "hari", jika Anda ingin sukses dalam bisnis, semuanya terkait dengan kebaikan hati dan apa yang dirasakan seseorang setelah melakukan transaksi bisnis dengan Anda. Inilah yang membuat mereka terus kembali, meski produk Anda biasa-biasa saja.
Mari kita lihat, kita semua ingin diperlakukan dengan baik di setiap aspek kehidupan kita. Tapi saat ini sudah mulai memudar karena kecanggihan teknologi dan dunia korporat yang bergerak cepat.
Namun pertimbangkan ini, ada sebuah cara untuk berbisnis dibawah kondisi yang menekan dengan mengadopsi filosofi 'lama' yang akan membuat Anda berbeda dan unik serta tidak menguras biaya.  Pada kenyataannya, ini akan menghemat uang karena orang yang baik hati dan bahagia lebih bersemangat dalam bekerja dan betah di perusahannya.
Mulai dengan menempatkan empati dan hasrat dalam kehidupan kerja Anda. Dengan memiliki kemampuan melihat bisnis dari sisi manusia, model bisnis baru ini yang didasarkan pada hal lama bisa terlahir kembali. Tapi kali ini akan terlihat segar dan baru. Gunakan kebaikan yang sederhana sebagai panduan.
Jika Anda menghadapi ini, tanyakan pada diri Anda: Adakah alasan dimana dimasing-masing hari tidak bisa menjadi yang terbaik bagi Anda dan setiap orang yang Anda hadapi? Yang terpenting adalah, kami adalah manusia yang juga berhubungan dengan sesama yang memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Jadi mengapa tidak memenuhinya dengan cepat dan bahagia?
Dengan meletakkan 'servis' baru,  setiap orang menjadi pemenang. Dan ketika seseorang merasa diperlakukan dengan baik dan dengan hormat ketika berbisnis dengan Anda, peluang akan berjalan dengan mulus dan efisien.
Tapi bagaimana jika Anda merasa terserang dan seseorang yang bekerja sama dengan Anda kasar dan tidak masuk akal? Berikut beberapa tip untuk berbisnis dengan cara yang baik, meski Anda berada di situasi yang berat:
  1. Pertama, lihat arti tersembunyi pada agenda. Apa yang dikhawatirkan orang tersebut (terlebih mengenai finansial). Ketahui selalu ada alasan mengapa seseorang kesal, dan Anda yang memiliki kemampuan untuk memecahkan isu jika Anda bertindak dengan hasrat dan melihat situasi dari perspektif orang lain sebelum merespon.
  2. Ingatlah, orang tidak terlahir dengan rasa marah. Mereka menjadi marah karena situasi negatif dimana mereka merasa terancam. Mereka bereaksi karena ketakutan.
  3. Meminta ma'af, meski terdengar tidak masuk akal, yang menunjukkan empati tingkat stres seseorang.
  4. Menjelaskan rencana tindakan, kerangka waktu penyelesaian rencana dan pencapaian tujuan yang dimaksud.
  5. Mengangkat pada manajer yang berpengalaman dalam menganalisa situasi dan terkait dan mengatasi isu secara obyektif jika diperlukan.
Ingatlah hasil yang diharapkan adalah win-win.
Setiap orang, terlepas dari apakah mereka pelanggan aktual, harus diperlakukan dengan cara yang tepat.
Bisakah Anda membuat hari seseorang menjadi lebih baik? Bisakah Anda memperbaiki keyakinan. Bisakah Anda mengembalikan keyakinan pada dasarnya orang baik? Bisakah Anda berbisnis dengan suka cita disaat situasi yang kurang menyenangkan? Jawabannya ya, Anda bisa! Dengan sikap dan perspektif yang tepat, setiap orang bisa menjadi pemenang di setiap saat.
***
Penulis: Jane Schulte adalah Executive Vice President dan COO PRISM Title & Closing Services, Ltd. yang berlokasi di Greater Cincinnati, serta Penulis WORK SMART, Not Hard!
Sumber: www.customerservicemanager.com
Diterjemahkan oleh: Iin – Tim Pengusahamuslim.com

Tips Aman Belanja Online

Belanja secara online memang menyenangkan, Antum tinggal menyalakan PC, aktifkan internet dan dengan beberapa kali klik, Antum bisa memilih barang yang diinginkan dan setelah transaksi terjadi, barang akan langsung dikirim ke tempat tujuan. Semua itu bisa dilakukan tanpa beranjak dari depan komputer......
Namun jangan lupa untuk tetap memperhatikan hal-hal penting yang bisa membuat belanja online Antum menjadi tetap menyenangkan. Karena banyak bahaya mengintai yang siap menjerumuskan Antum.
Berikut beberapa tips sederhana agar belanja online Antum lebih aman dan nyaman:

1. Hati-hati memberi informasi
Jangan pernah untuk memberi tahu berbagai informasi mengenai data keuangan Antum, seperti nomor PIN, password atau nomor penting lainnya yang berhubungan dengan keuangan Antum. Para pedagang tidak membutuhkan hal itu, jadi jika ada kolom yang menanyakan hal tersebut lebih baik diabaikan saja.

2. Periksa identitas/status penjual
Pastikan penjual yang hendak Antum beli barangnya memiliki reputasi yang bagus. Periksa apakah penjual tersebut memiliki alamat yang jelas. Hati-hatilah jika mereka hanya mencatumkan nomor telepon serta alamat email gratisan.

3. Perhatikan ikon pada browser
Sebuah browser akan menampilkan ikon tertentu jika situs yang dikunjungi tidak aman atau memiliki status berbahaya. Jika Antum tertarik pada barang yang ditawarkan, sedangkan browser menampilkan ikon unsecure, abaikan saja situs tersebut.

4. Pastikan komputer Anda terdapat aplikasi proteksi
Sangat disarankan Antum menggunakan aplikasi proteksi tambahan selain antivirus. Sebaiknya tambahkan dengan aplikasi firewall, enkripsi atau anti-phishing untuk mencegah terjadinya pencurian identitas.

5. Jika ragu, tinggalkan saja
Tampilan yang menarik, harga murah, serta pilihan barang yang beragam memang menggoda. Hal inilah yang bisa dijadikan semacam jebakan oleh situs online ilegal/palsu untuk menarik korbannya. Oleh karena itu jika Antum masih memiliki keraguan akan status si penjual, lebih baik cari situs lain yang sudah lebih terpercaya.

6. Cari situs dengan logo SSL
Mirip tips nomor 3, perhatikan logo SSL pada bagian bawah browser Antum. Logo SSL merupakan teknologi standar keamanan yang mana akan melindungi proses transaksi.

7. Jangan langsung tergiur harga murah
Kadang Antum menemui suatu barang dengan penawaran yang melampaui ekspektasi Antum. Potongan harga yang terlalu tinggi, harga terlalu murah yang cenderung tidak masuk akal kadang merupakan jebakan untuk mengelabui pembeli.

8. Ubah password secara berkala
Saat bertransaksi melalui situs online, biasanya Antum memiliki akun tersendiri yang mana didalamnya disertakan penggunaan password. Nah, lakukan penggantian password secara rutin. Dan yang tidak kalah penting, lakukan log-out setiap selesai melakukan transaksi.

Skype Sediakan Video Call di Facebook

Jika selama ini antum hanya bisa mengobrol (chatting) lewat teks dengan teman-teman sesama pengguna Facebook, kali ini Antum dapat langsung berbincang sambil bertatap muka.
Bagaimana bisa? Berkat kerja sama antara Facebook dan Skype baru-baru ini, komunikasi lewat panggilan video antarteman di Facebook kini dimungkinkan. Syaratnya, Antum harus mengunduh aplikasi Skype 5.4 (untuk Mac OS) atau Skype 5.7 (Windows) – keduanya masih dalam fase Beta.
Melalui aplikasi Skype terbaru ini, pengguna dapat menghubungkan akun Skype dan Facebook. Setelah terhubung, pengguna tinggal memilih teman Facebook yang dituju dan menekan tombol video call pada situs Skype. Teman yang dituju cukup menerima telepon yang masuk melalui laman Facebook-nya.
Inovasi terbaru ini juga memungkinkan Antum melebarkan jaringan sosial dengan teman di Facebook, mengetahui teman-teman yang sedang online di Facebook, membaca status terbaru, dan mengirim pesan singkat melalui Skype.
Selain panggilan video untuk Facebook, fasilitas lainnya yang juga ditambahkan pada program Skype 5.4 Beta untuk Mac dan Skype 5.7 Beta untuk Windows antara lain video rendering yang lebih halus bagi pengguna Mac dan group screen sharing bagi pengguna Windows (melalui langganan premium). Pengguna Skype yang mengobrol one-on-one pun dapat melihat video pada layar melalui video streaming.
Kalau Antum penasaran melihat cara komunikasi anyar lewat Facebook ini, silakan lihat demonya dalam video di alamat: http://www.youtube.com/embed/DO5GbYHv7HM.
Langkah kerja sama dengan Facebook diambil Skype dalam upayanya mewujudkan misi besar untuk menghubungkan satu triliun orang di dunia. Empat ratus juta di antaranya telah berada di Facebook....Barokallohu fiykum....

cOOL nEWs

Minggu, 20 November 2011

Anggapan Sial terhadap Angka, Hari/Bulan Tertentu

Seringkali kita mendapati sebagian saudara kita, kebanyakan para remaja...yang terceletuk dari lisan mereka, "aduh, kenapa hari ini", sebagian lagi mengatakan, "Wah sekarang tanggal 20 ya? pasti setiap tanggal ini aku sial banget deh..!!" Bagaimana pandangan agama kita tentang masalah ini..?? Mari sejenak kita belajar bagaimana pandangan Islam terhadap masalah ini.....Dibahas langsung oleh  Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrâhîm Alusy Syaikh rahimahullâh....
Pertanyaannya,
Apakah dibolehkan bagi seseorang untuk membenarkan atau menganggap sial angka tertentu, demikian pula hari, bulan dan seterusnya?
Jawab....
Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alusy Syaikh rahimahullahu menjawab...
“Tidak boleh, bahkan hal itu termasuk kebiasaan orang-orang jahiliyyah yang syirik, di mana Islam datang untuk menolak dan membatilkannya. Dalil-dalil yang ada demikian jelas menyatakan keharaman kebiasaan tersebut. Perbuatan atau anggapan sial seperti itu termasuk kesyirikan dan sebenarnya tidak ada pengaruhnya dalam menarik kemanfaatan atau menolak kemudaratan, karena tidak ada yang memberi, yang menolak, yang memberi manfaat dan memberi mudarat kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللهُُ بِضُرٍّ فَلاَ كَاشِفَ لَهُ إِلاَّ هُوَ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلاَ رَادَّ لِفَضْلِهِ
“Jika Allah menimpakan kepadamu kemudaratan maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia dan bila Dia menghendaki kebaikan bagimu maka tidak ada yang dapat menolak keutamaan-Nya.” (Yunus: 107)
Dalam hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma disebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَوِ اجْتَمَعَتِ اْلأُمَّةُ عَلَى أَنْ يَّنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوْا عَلَى أَنْ يَّضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ اْلأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ
“Seandainya umat berkumpul untuk memberikan kemanfaatan bagimu dengan sesuatu niscaya mereka tidak dapat memberikan kemanfaatan bagimu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan sebaliknya, jika mereka semuanya berkumpul untuk memudaratkanmu dengan sesuatu niscaya mereka tidak dapat menimpakan kemudaratan tersebut kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu. Telah diangkat pena dan telah kering lembaran-lembaran (catatan takdir)1.”
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengabarkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
لاَ عَدْوَى وَلاَ طِيَرَةَ وَلاَ هَامَةَ وَلاَ صَفَرَ
“Tidak ada penularan penyakit (dengan sendirinya), tidak ada thiyarah (menganggap sial dengan sesuatu), tidak ada kesialan dengan keberadaan burung hantu dan tidak ada pula kesialan bulan Shafar.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam satu riwayat:
لاَ نَوْءَ وَلاَ غُوْلَ
“Tidak ada nau`2 dan tidak ada ghul3.” (HR. Muslim)
Dalam hadits ini penetap syariat (yakni Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam) menolak thiyarah berikut apa yang disebutkan dalam hadits. Beliau mengabarkan bahwa thiyarah itu tidak ada wujudnya dan tidak ada pengaruhnya. Thiyarah itu hanyalah anggapan-anggapan keliru dan khayalan-khayalan rusak di dalam hati.
Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: (وَلاَ صَفَرَ) menolak keyakinan orang-orang jahiliyyah yang menganggap bulan Shafar sebagai bulan sial, mereka mengatakan bulan Shafar adalah bulan bencana. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun meniadakan kebenaran anggapan tersebut dan membatilkannya. Beliau kabarkan bahwa bulan Shafar itu sama dengan bulan yang lain, tidak ada pengaruhnya dalam menarik kemanfaatan dan menolak mudarat. Demikian pula hari-hari, malam-malam dan waktu-waktu lain, tidak ada bedanya. Dulunya orang jahiliyyah menganggap sial hari Rabu, menganggap sial untuk melangsungkan pernikahan di bulan Syawwal secara khusus. Sehingga Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahiku di bulan Syawwal, maka siapakah yang lebih memiliki keutamaan/keberuntungan daripada diriku?”
Hal ini seperti anggapan sial orang-orang Rafidhah terhadap angka sepuluh, dan mereka tidak suka dengan angka ini karena kebencian dan permusuhan mereka terhadap Al-’Asyrah Al-Mubasysyarina bil jannah (10 shahabat Rasulullah yang diberi kabar gembira masuk surga ketika mereka masih hidup4). Yang demikian itu disebabkan kebodohan dan kedunguan akal mereka.
Demikian pula ahli nujum, mereka membagi waktu menjadi waktu nahas dan sial. Yang kedua; waktu bahagia dan baik. Tidaklah samar lagi haramnya ramalan bintang ini dan ia termasuk jenis sihir.
Ibnul Qayyim rahimahullahu berkata: “Tathayyur adalah menganggap sial dengan apa yang dilihat dan apa yang didengar. Bila seseorang melakukan tathayyur ini, ia membatalkan safar yang semula hendak dilakukannya dan ia menarik diri dari perkara yang semula ia bersikukuh padanya, dengan begitu berarti ia telah mengetuk pintu kesyirikan bahkan ia telah masuk ke dalamnya. Ia berlepas diri dari tawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia membuka untuk dirinya pintu ketakutan dan bergantung kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Orang yang menganggap sial dengan apa yang dilihat atau didengarnya berarti telah memutuskan diri dari apa yang dinyatakan dalam ayat berikut:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ
“Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan.” (Al-Fatihah: 5)
فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ
“Maka beribadahlah engkau kepada-Nya dan bertawakallah.” (Hud: 123)
عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيْبُ
“Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya aku akan kembali.” (Asy-Syura: 10)
Jadilah hatinya bergantung kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala baik dalam bentuk ibadah ataupun tawakal, sehingga rusaklah hatinya, iman, dan keadaannya. Tinggallah hatinya menjadi sasaran thiyarah dan senantiasa digiring kepadanya. Syaitan pun mendatangi orang yang telah rusak agama dan dunianya ini. Berapa banyak orang yang binasa karenanya dan ia merugi di dunia dan di akhirat. Dalil-dalil tentang haramnya tathayyur dan tasyaum (menganggap sial) ini ma`ruf dan terdapat pada tempat-tempat pembahasannya, maka kita cukupkan dengan apa yang telah disebutkan. (Fatawa Al-Mar`ah Al-Muslimah 1/132-134)
Footnote:
1. HR. At-Tirmidzi, dishahihkan Asy-Syaikh Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi dan Al-Misykat no. 5302, pent.
2. Nau` adalah bintang. Orang-orang jahiliyyah menyandarkan kesialan dan keberuntungan yang mereka peroleh dengan bintang. Sebagian bintang menurut mereka sial sehingga mereka katakan: Ini bintang nahas tidak ada kebaikan padanya. Sebagian lain dari bintang, mereka anggap membawa keberuntungan sehingga bila mereka dicurahi hujan, mereka berkata: “Kita diberi hujan oleh bintang ini”. Mereka tidak mengatakan: “Kita diberi hujan dengan keutamaan dan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (Al-Qaulul Mufid `ala Kitabit Tauhid, Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin , 1/568). -pent.
3. Ghul adalah setan yang biasa menyesatkan orang yang sedang berjalan di padang pasir atau lembah. Yang ditolak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits adalah pengaruh ghul ini, bukan keberadaannya. Setan yang suka mengganggu manusia seperti ghul ini memang ada, namun bila kuat tawakalnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidak menghiraukan keberadaannya, setan ini tidak dapat memudaratkan dan menghalanginya menuju arah yang hendak ditujunya. (Al-Qaulul Mufid, 1/569) -pent.
4. Mereka adalah Abu Bakr Ash-Shiddiq, Umar ibnul Khaththab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Az-Zubair ibnul Awwam, Sa`ad bin Abi Waqqash, Sa`id bin Zaid, Abdurrahman bin `Auf, dan Abu `Ubaidah ibnul Jarrah, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala meridhai mereka semuanya.
Sumber: Majalah Asy-Syari’ah, Vol.III/No.29/1428H/2007, Kategori: Fatawa Al-Mar’ah Al-Muslimah, hal. 87-89. Dicopy dari: http://www.asysyariah.com/print.php?id_online=437. via www.akhwat.web.id

Senin, 14 November 2011

Pentingnya Bahasa Arab dalam Memahami Syariat

bahasa-arab
Ilmu syariat ini memiliki banyak cabang dan bagian di mana semuanya memiliki hubungan erat dengan  bahasa Arab. Dengan demikian, ia adalah bagian yang tidak dapat dilepaskan dari agama ini.

Berikut ini adalah sebuah pembahasan singkat namun –insya Alloh- komprehensif tentang keeratan hubungan tersebut, ditinjau dari segi aqidah, al-Qur’an, as-Sunnah, fiqih, ushul, dan penjagaan dari bid’ah. Semoga uraian sederhana ini dapat bermanfaat dan diberkahi oleh Alloh Ta’ala[1].

Bahasa Arab dan Aqidah Islamiyyah

Aqidah Islamiyyah sangat berhubungan erat dengan bahasa Arab. Hal itu dapat terlihat dari beberapa perkara berikut ini.

1. Sumber utama masalah aqidah berbahasa Arab

Aqidah yang benar besumber hanyalah kepada Al-Qur’an dan al-Hadits, sedangkan keduanya menggunakan bahasa Arab. Oleh karena itu, memahami bahasa Arab adalah termasuk perkara yang dapat memudahkan dalam mempelajari dan memahami kitab-kitab aqidah agar tidak menyimpang dari makna yang ada dalam al-Qur’an dan al-Hadits.

As-Suyuthi mengatakan, “Tidak diragukan lagi bahwa bahasa Arab adalah termasuk bagian dari agama, karena ia adalah termasuk masalah yang hukumnya fardhu kifayah, dan dengannya akan diketahui makna lafadz-lafadz al-Qur’an dan Sunnah.” (Al Muzhir fii Uluumil Lughoh, jilid 2, hal. 302).

2. Membawakan ungkapan para ahli bahasa Arab ketika menetapkan masalah aqidah
 
Ketika menetapkan masalah uluw (ketinggian Alloh) selain membawakan pernyataan para Rosul Alloh, perkataan para sahabat Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tabi’in, tabi’ut tabi’in, para imam ahli fiqih dari empat madzhab, dan sebagainya, Ibnul Qoyyim rahimahullah juga banyak membawakan pernyataan para ahli bahasa Arab, yaitu Abu Ubaidah Ma’mar bin Mutsanna, al-Farra’, Tsa’lab, Ibnul A’rabi, al-Kholil bin Ahmad, Nifthiwaih, dan al-Akhfasy (Lihat Ijtima’ul Juyuusyil Islamiyyah, Ibnul Qoyyim, hal. 198-200, tahqiq (diteliti) oleh Basyir Muhammad Uyun.)
Di samping itu beliau juga memperkuat dengan pendapat para penyair Arab, yaitu Hasan bin Tsabit, Abdulloh bin Rowahah, al’Abbas bin Mirdas, Labid bin Robi’ah, Yahya bin Yusuf ash-Shurshuri dan ‘Antaroh (Ijtima’ al-Juyusy, hal. 231-242)


3. Menyebarkan aqidah salafiyyah dalam kamus bahasa Arab

Di antara ahli bahasa ada yang menyebarkan dakwah Islamnya melalui karya ilmiah tentang bahasa, yaitu berupa kamus bahasa Arab, sebagai contoh adalah Imam al-Azhari asy-Syafi’I dengan Tahdzibul Lughoh-nya.
Dalam kamus bahasa Arab yang bernama Tahdzibul Lughoh tersebut, beliau menetapkan masalah-masalah aqidah salafush sholih, di antaranya adalah dalam masalah al-Qur’an adalah Kalamulloh, beriman kepada terlihatnya Alloh pada hari kiamat oleh kaum mukminin, sifat uluw (ketinggian), wajah Alloh, kedua mata Alloh, kaki Alloh, sifat heran Alloh, meninggalkan tahrif, dan sebagainya.
Selain itu beliau juga menetapkan masalah-masalah ghoib yang wajib diimani, seperti malaikat, jin, dajjal, api yang mengumpulkan manusia ketika sebelum terjadi kiamat, ‘Arsy, kursi, shiroth, surga, dan sebagainya. Beliau juga menjelaskan tentang masalah kenabian, imamah, shohabah, dan lain-lain.
Berkaitan dengan masalah ini, Dr. Ali bin Nufai’ al’Ulyani telah menyusun kitab yang menguraikan aqidah imam al-Azhari dalam kitabnya Tahdzibul Lughoh, dengan judul Aqidah Imam al-Azhari, diterbitkan oleh Darul Wathon, cet. 1, 1418/1997 M.

4. Membantah bid’ahnya para ahli bid’ah dari segi bahasa Arab

Paraulama banyak yang membawakan ungkapan para ahli bahasa untuk membantah dan mematahkan pendapat para ahli bid’ah yang menyimpang dari kebenaran. Di antara contohnya adalah Imam Ibnu Quthoibah. Beliau telah mempergunakan keahliannya dalam bahasa Arab untuk membantah kedustaan orang-orang yang berdusta atas al-Kitab yang mulia (al-Qur’an al-Karim) dan Sunnah yang suci (al-Hadits).
Kemudian Imam Ibnu Abi al-Izz al-Hanafi membantah syubhat kaum falasifah (filsafat) tentang makna ‘Arsy sebagai falak (bintang) yang melingkar, maka beliau mengatakan, “Arsy bukanlah falak (bintang), orang-orang Arab tidak memahaminya demikian, sedangkan al-Qur’an hanyalah turun dengan bahasa Ara. Ia adalah berupa singgasana (Alloh) yang memiliki qowaaim (tiang-tiang) yang dibawa oleh para malaikat ..”, lalu membawakan bait-bait syair karya ‘Umayyah bin Abu Sholt yang berisi penjelasan tentang makna ‘Arsy, yaitu :
Agungkanlah Alloh, karena Dialah yang berhak untuk diagungkan.
Robb kita berada di langit dalam keadaan Maha Agung.
Dengan bangunan yang tinggi lagi mengagumkan manusia, Ia bersemayam di atas langit, di atas sebuah singgasana.
(Syarh Aqidah Thohawiyah) Karya Imam Ibnu Abi al-Izz al-Hanafi, tahqiq oleh Dr. at-Turki, II/366-367)

5. Membantah para ahli bid’ah aqodiyah dengan menyatakannya dalam karya ilmiah tentang masalah bahasa

Imam al-Azhari dalam kitabnya Tahdzibul Lughoh telah membantah banyak syubhat dari para ahli bid’ah dengan menyisipkannya di antara celah-celah pembahasan kosa kata.
Dalam dirosah Dr. al-‘Ulyani terhadap aqidah Imam al-Azhari ini, beliau membuat judul dalam pasal ke-7, Mauqifuhu min al-Firoq al-Mubtadi’ah. Lihat Aqidatul Imam al-Azhari, Dr. al’Ulyani, hal. 205-215.
Di antara firqoh menyimpang yang telah dibantah sebagian syubhatnya oleh Imam al-Azhari dalam Tahdzibul Lughoh adalah Syi’ah, Khowarij, Shufiyyah, Murji’ah, Mu’tazilah, Qodariyyah, Jabariyyah, Qoroomithoh, Bathiniyyah, dan Syu’ubiyyah.


6. Di antara sebab kezindiqan adalah kebodohan terhadap bahasa Arab

Kesesatan dalam masalah aqidah dapat bersumber dari kejahilan akan bahasa Arab. Hal itu karena sumber dari aqidah Islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadits, serta syarh (penjelasan) dari keduanya adalah menggunakan bahasa Arab. Tatkala seseorang salah dalam memahami ungkapan yang berkaitan dengan aqidah tersebut, maka dapat menghasilkan sesatnya keyakinan.
Sebab itu telah diungkapkan oleh para ulama, antara lain adalah Abu Amr bin ‘Alla’, beliau mengatakan :
“Kebanyakan orang yang menjadi zindiq di Irak adalah karena jahilnya dengan bahasa Arab.” (Nuzhatul Alibba’ fi Thobaqootil Udaba’, karya Ibnul Anbari, hal. 31).
Ada segolongan kaum yang mengatakan tentang adanya ta’arudh (kontradiksi) antara firman Alloh dalam QS. Fushilat : 11 dengan firman Alloh dalm QS. An-Nazi’at : 30. maka Imam al-Azhari mengatakan, ”Tidak ada kontradiksi antara kedua ayat ini bagi orang yang memahaminya. Segala puji bagi Alloh. Orang mulhid (orang-orang yang terjerumus dalam kesesatan) mencela ayat ini dan ayat-ayat yang semacamnya hanyalah karena kedunguan mereka dan salah pahamnya, serta sedikitnya ilmu mereka tentang bahasa Arab.” (Aqidah al-Azhari, karya Dr. al-‘ulyani, hal. 81 dan beliau menjelaskan bahwa nukilan ini diambil dari Tahdziibul Lughoh, II/234).
Dengan demikian, maka salah satu kunci untuk dapat memahami aqidah yang lurus adalah dengan memahami bahasa Arab.

Bahasa Arab dan al-Qur’an

Tafsir al-Qur’an memiliki hubungan yang sangat erat dengan bahasa Arab. Keeratan hubungan tersebut dapat terlihat dari beberapa segi, berikut ini :


1. Bahasa al-Qur’an adalah bahasa Arab

Tidak diragukan lagi bahwa bahasa al-Qur’an adalah bahasa Arab. Hal itu telah dinyatakan oleh Alloh dalam beberapa ayatnya, di antaranya yaitu surat an-Nahl ayat 103.
Dan sesungguhnya kami mengetahui bahwa mereka berkata, ”Sesungguhnya al-Qur’an itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad).” padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa ’Ajam, sedang al-Qur’an adalah dalam bahasa Arab yang terang.” (QS. An-Nahl : 103).
Selain itu ada pula ayat-ayat lain yang menjelaskan tentang bahasa al-Qur’an adalah bahasa Arab, yaitu surat asy-Syu’aro ayat 195, Fushshilat ayat 44, Yusuf ayat 2, Thoha ayat 113, az-Zumar ayat 28, Fushshilat ayat 3, asy-Syuro ayat 7, dan al-ahqoof ayat 12.
Dari ayat-ayat diatas dapat diketahui bahwa diantara keistimewaan bahasa Arab adalah terpilihnya sebagai bahasa al-Qur’an yang menjadi mukjizat yang kekal sampai hari kiamat dan dibaca oleh kaum muslimin di seluruh penjuru dunia.

2. Tafsiran suatu ayat tidak dapat diketahui kecuali dengan memahami bahasa Arab

Mengingat bahwa bahasa al-Qur’an adalah bahasa Arab, maka makna dan tafsirnya pun tidak dapat diketahui melainkan harus didasari oleh pemahaman yang mendalam terhadap bahasa Arab.
Para ulama telah mengungkapkan tentang pentingnya bahasa Arab dalam menafsirkan dan memahami al-Qur’an. Di antaranya adalah Imam Malik bin Anas, beliau berkata :
“Tidaklah didatangkan seseorang yang tidak mengetahui bahasa Arab lalu ia menafsirkan Kitabulloh (al-Qur’an), melainkan ia akan aku jadikan sebagai hukuman.” (Al-Burhan fii ‘Uluumil Qur’an, az-Zarkasyi, II/160 dan beliau menisbatkannya kepada Syu’abil Iman, karya Imam al-Baihaqi.)
Bahkan sebagian ulama seperti Imam asy-Syathibi telah menjelaskan bahwa setiap makna yang terambil dan bersumber dari al-Qur’an semuanya pasti sesuai dengan bahasa Arab. Beliau menyatakan, “Jadi, semua makna yang di-istimbat-kan (diambil hukumnya) dari al-Qur’an, akan tetapi tidak sejalan dengan bahasa Arab, maka makna tersebut sama sekali tidak termasuk di antara ilmu-ilmu al-Qur’an, bukan termasuk makna yang terambil darinya dan tidak pula dapat diambil faedahnya. Barangsiapa yang mengaku-aku akan hal itu, maka ia telah batil dalam pengakuannya itu.” (Al-Muwafaqoot, Imam asy-Syathibi, IV/224 – 225)

3. Syarat penafsir adalah mengusai bahasa Arab

Mujahid pernah mengatakan :
“Tidak halal bagi seseorang yang beriman kepada Alloh dan hari akhir untuk berbicara tentang Kitabulloh apabila dia tidak mengetahui bahasa Arab.” (Al-Burhaan fii ‘Uluumil Qur’an, az-Zarkasyi, I/292).
Ketika Imam as-Suyuthi menjelaskan tentang syarat-syarat menjadi penafsir al-Qur’an, beliau menjelaskan bahwa di antara syarat yang harus dipenuhi adalah menguasai beberapa cabang ilmu tentang bahasa Arab. Beliau menyebutkan bahwa cabang bahasa Arab yang harus dikuasainya adalah bahasa Arab, Nahwu, Tashirif, Isytiqoq, al-Bayan, al-Ma’ani, al-Badi’. (Al-Itqoon fii ‘Uluumil Qur’an, as-Suyuthi, II/510).

4. Adanya perintah untuk kembali kepada syair Arab dalam menafsirkan

Ketika seseorang mengalami kesulitan dalam memahami dan menafsirkan suatu ayat dalam al-Qur’an, ia dianjurkan untuk kembali dan merujuk kepada syair-syair Arab. Hal itu berdasarkan atsar dari Ibnu’ Abbas berikut ini :
”Apabila kalian membaca suatu ayat dalam al-Qur’an dan tidak mengerti tafsirnya, maka carilah tafsirnya dalam syair (Arab), karena syair Arab itu adalah diwan-nya orang Arab.” (Adabul Imla’ wal Istimla’, karya Imam as-Sam’ani, hal. 71, lihat juga Tafsir al-Mawardi, I/38).
Yusuf bin Mihron dan Sa’id bin Jubair juga telah berkata, ”Kami mendengar Ibnu ’Abbas banyak ditanya tentang al-Qur’an, lalu beliau menjawab, ”Jawabnya adalah demikian dan demikian, tidakkah engkau pernah mendengar seorang penyair berkata demikian dan demikian?” (Al-Jaamip; li Akhlaaqir Rowi wa Adaabis Saami’, al-Khothib al-Baghdadi, no. 1660, II/295).
Dalam riwayat lain, Ibnu ’Abbas radhiyallahu ‘anhum juga menyatakan :
”Apabila kalian bertanya kepadaku tentang Arobiyyatul Qur’an, maka carilah ia dalam syair, karena syair itu adalah diwan-nya orang Arab.” (Al-Jaami’ li Akhlaaqir Rowi wa Adaabis Saami’, al-Khothib al-Baghdadi, no. 1661, II/295).
Apabila diperhatikan tafsir-tafisr para ulama, seperti Al-Jaami; li Ahkaamil Qur’an, Jaami’ul Bayaan fi Tafsiiri Ayil Qur’an, dan lain-lain, maka akan didapatkan bahwa para penulis kitab-kitab tersebut banyak ber-isytisyhad dengan bait-bait syair Arab.

5. Menghapal ribuan bait syair Arab untuk beri-istisyhad dalam menafsirkan ayat.

Banyak di antara para ulama yang menghapal bait-bait syair Arab dengan tujuan untuk dapat beri-istisyhad (pengambilan dalil) dengannya dalam menafsirkan dan menjelaskan makna ayat-ayat al-Qur’an. Di antara ulama tersebut adalah :
-          Imam Muhammad bin Ahmad al-Baghdadi
Beliau pernah mengatakan, ”Aku menghapal lima puluh ribu bait syair sebagai syawahid (pendukung) untuk al-Qur’an”. (Thobaqootul Mufassirin, ad-Dawudi, II/55)
-          Abdulloh bin ’Athiyyah Abdul Muhammad ad-Dimasyqi
Berkaitan dengan beliau, Abdul ’Aziz al-Kattani berkata, ”Beliau menghapal lima puluh ribu bait syair untuk ber-istisyhad atas makna-makna al-Qur’an”. (Thobaqootul Mufassirin, ad-Dawudi, I/239)

Bahasa Arab dan Sunnah Nabawiyyah

Bahasa Arab juga memiliki hubungan yang erat dengan hadits-hadits Rosululloh SAW. Hal itu ditunjukkan dengan beberapa hal sebagai berikut :

1. Asal hadits Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah menggunakan bahasa Arab

Dalam Jaami’ul Ushul fii Ahaaditsir Rosul, Ibnul Atsir telah menjelaskan bahwa dasar untuk dapat mengetahui dan memahami hadits Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah dengan menguasai bahasa Arab. Beliau mengatakan, ”Mengetahui bahasa Arab dan i’rob adalah dasar untuk dapat mengerti hadits, karena syariat yang suci ini datang dengan menggunakan bahasa Arab.” (Jaami’ul Ushul fii Ahaaditsir Rosul, I/37).

2. Menyesalnya seorang ulama hadits karena tidak mendalami bahasa Arab

Imam Abdurrohman bin Mahdi pernah mengungkapkan penyesalannya karena tidak mendalami masalah bahasa Arab, sebagaimana ungkapannya :
”Tidaklah aku menyesal atas sesuatu seperti penyesalanku bahwa aku tidak mendalami bahasa Arab.” (Roudhatul Uqola’, karya Ibnu Hibban, hal. 173)

3. Kejahilan terhadap ilmu nahwu (tata bahasa Arab) dapat menjadikan orang berdusta atas nama Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Apabila seseorang tidak memahami nahwu (ilmu tata bahasa Arab), maka dia akan banyak mengucapkan hadits Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan salah ditinjau dari susunan tata bahasa Arab, padahal hadits dari Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak ada yang salah susunannya.
Imam al-Ashma’i berkata :
”Sesungguhnya perkara yang paling aku takutkan terhadap penuntut ilmu adalah  apabila ia tidak mengerti nahwu maka ia akan termasuk ke dalam perkataan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ”Barangsiapa yang berdusta atas namaku secara sengaja, maka hendaklah ia mempersiapkan tempat duduknya di neraka.” hal itu karena beliau –alaihish sholaatu was salaam- tidak pernah terjatuh ke dalam lahn (kesalahan dalam bahasa Arab), dan beliau tidak pernah ber-lahn meskipun dalam satu hadits saja. Kapan saja engkau meriwayatkan dari beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan engkau lahn (salah dalam bahasa Arab) di dalamnya, maka engkau telah berdusta atas nama beliau.” (Roudhotul ’Uqolaa’, Ibnu Hibban al-Busti, hal. 175, lihat juga Irsyaadul Ariib atau Mu’jamul Udaba’, Yaquut al-Hamawi, I/91).
Imam ash-Shon’ani mengomentari pernyataan al-Ashma’i ini dengan mengatakan, ”Aku takutkan” dan beliau tidak memastikannya, karena barangsiapa yang tidak mengetahui bahasa Arab apabila ia terjatuh ke dalam lahn, maka ia tidak termasuk orang yang sengaja berdusta (atas nama Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam).” (Taudhiihul Afkaar li Ma’aani Tanqiihil Andhaar, II/394)

4. Orang yang lahn dalam meriwayatkan dari syaikhnya dapat menyebabkan terjatuh ke dalam kedustaan.

Seorang murid yang mengambil suatu hadits dari syaikhnya secara selamat dari lahn, kemudian ia meriwayatkannya secara lahn, maka ia telah berdusta atas syaikhnya itu. Hammad bin Salamah berkata :
”Barangsiapa yang lahn dalam haditsku maka sungguh ia telah berdusta atasku.” (Nuz-hatul Alibba’ fi Thobaqootil Udaba’, karya Abdurrohman al-Anbari, hal. 42).

5. Banyaknya celaan ulama terhadap pelajar ilmu hadits yang tidak memahami kaidh bahasa Arab.

Termasuk kekurangan yang dimiliki oleh pelajar ilmu hadits adalah apabila dia tidak mengetahui ilmu nahwu dan kaidah bahasa Arab. Banyak ulama yang mencela orang tersebut, di antaranya adalah pernyataan Syu’bah berikut ini :
”Perumpamaan orang yang belajar ilmu hadits, tetapi dia tidak mengerti nahwu adalah seperti binatang yang di atasnya terdapat keranjang akan tetapi tidak ada apa-apanya.” (Roudhotul Uqola’, Ibnu Hibban, hal. 175).
Dalam riwayat dari Hammad bin Salamah, ia berkata :
”Perumpamaan bagi orang yang belajar ilmu hadits sedangka ia tidak mengerti nahwu, ibarat keledai yang diatasnya terdapat keranjang akan tetapi tidak ada gandumnya.” (Al-Jaami’ li Akhlaaqir Rowi wa Adaabis Saami’, II/13, No. 1081 dan Mu’jamul Udaba’, I/89).


6. Banyaknya anjuran bagi para penuntut ilmu hadits untuk belajar bahasa Arab

Para ulama ahli hadits telah banyak menganjurkan para penuntut ilmu hadits agar belajar bahasa Arab. Di antaranya adalah :

a. Ibnush Sholah

Ketika menjelaskan tentang adab ahli ilmu hadits, Ibnush Sholah mengatakan, “Kedelapan, sudah sepantasnya bagi para ahli hadits agar tidak meriwayatkan haditsnya dengan bacaan orang yang lahn (kesalahan ucapan dalam bahasa Arab) atau mushohhaf (kesalahan tulis dalam menukil). Kami telah meriwayatkan dari an-Nadhr bin Syumail, bahwa ia berkata :
”Hadist-hadits ini asalnya datang dalam keadaan ber-i’rob.” (Ulumul Hadits, hal. 217)
Beliau juga menukil perkataan al-Ashma’i yang menjelaskan tentang pentingnya mempelajari ilmu kaidah bahasa Arab bagi para ahli hadits yang telah disebutkan di atas. Kemudian beliau mengakhiri pembahasan ini dengan mengatakan, ”Maka, seorang tholibul (pencari/penuntut) Hadits sudah seharusnya mempelajari nahwu dan bahasa Arab sehingga dapat selamat dari jeleknya lahn dan tahrif, serta aib keduanya.” (Ulumul Hadits, hal. 217-218).

b. Imam ash-Shon’ani

Ketika Imam ash-Shon’ani menjelaskan tentang perkataan penulis Tanqiih al-Andzaar, karya al-Allamah Ibnul Wazir, ”Sebab yang menjadikan selamat dari lahn adalah dengan cara belajar nahwu”, Imam ash-Shon’ani mengatakan, ”Maksudnya yaitu mempelajari nahwu sesuai ukuran yang diperlukan untuk mengetahui i’rob.” (Taudhiihul Afkaar li Ma’aani tanqiih al-Andzaar, II/394, tahqiq oleh Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid).

c. Imam as-Sakhowi

Ketika beliau menjelaskan tentang pentingnya belajar nahwu bagi orang yang belajar hadits, beliau mengatakan, ”Secara dhohir, hukum (mempelajari)nya adalah wajib.” (Fathul Mughits bi Syarh Alfiyah al-Hadiits, III/161)
 

d. Al-Khothib al-Baghdadi

Beliau telah membuat pembahasan khusus tentang bahasa Arab :
”Anjuran untuk mempelajari nahwu dan bahasa Arab untuk dapat menunaikan hadits dengan ungkapan yang lurus.” (Al-Jaami’ li Akhlaaqir Rowi, II/9)
Beliau mengatakan, ”Maka sudah sepantasnya bagi ahli hadits untuk menghindar dari lahn dalam meriwayatkan hadits karena alasan yang telah kami jelaskan. Hal itu (selamatnya dari lahn) tidak dapat terjadi melainkan setelah belajar nahwu dan menelaah ilmu bahasa Arab.” (Al-Jaami’, II/8-9).

7. Mengutamakan hadits yang sesuai dengan kaidah bahasa daripada yang menyimpang darinya.

Imam Abu Bakar al-Khothib al-Baghdadi juga telah membuat bab khusus dalam Al-Jaami’ tersebut, yaitu :
”Pembahasan tentang pengembalian hadits kepada kebenaran apabila orang yang meriwayatkannya telah menyelisihi kandungan i’rob.” (Al-Jaami’ li Akhalaaqir Rowi, II/5)
Dengan demikian, alangkah pantasnya bagi seorang penuntut ilmu hadits pada khususnya untuk mendalami bahasa perkataan Rosululloh SAW dan para sahabat ini, yakni bahasa Arab.

Bahasa Arab dan Fiqih

Bahasa Arab juga memiliki hubungan yang erat sekali dengan fiqih. Hal itu dapat terlihat dari beberapa segi berikut ini :

1. Sumber utama fiqih Islami adalah al-Qur’an dan al-Hadits

Mengingat bahwa sumber utama fiqih adalah al-Qur’an dan Sunnah yang memakai bahasa Arab, maka sudah sepantasnya bagi seorang ahli fiqih untuk menguasai bahasa Arab. Tsa’lab berkata :
”Seorang faqih itu membutuhkan untuk menguasai bahasa Arab dengan kebutuhan yang mendesak.” (Al-Muzhir fii ’Uluumil Lughoh, Jalaluddin as-Suyuthi, II/302 dan beliau menisbatkannya kepada Amaalii Tsa’lab.)
Sebagian ahli ilmu juga mengatakan :
Menguasai bahasa bagi kita hukumnya adalah wajib seperti wajibnya shalat
Tidaklah agama ini akan terjaga melainkan dengan memelihara bahasa.
(Al-Muzhir fii’ Uluumil Lughoh, II/302)

2. Asli referensi masalah fiqih dari berbagai madzhab berbahasa Arab.

Kitab-kitab induk dalam masalah fiqih aslinya adalah dengan menggunakan bahasa Arab. Sedangkan belajar ilmu fiqih adalah tidak dapat lepas dari kitab-kibat induk tersebut.

3. Mengerti kosa kata Arab adalah salah satu adab penuntut ilmu fiqih.

Seorang penuntut ilmu fiqih seharusnya dapat menguasai dan memahami kosa kata dalam bahasa Arab. Hal itu karena dasar utama masalah fiqih – yaitu al-Qur’an dan al-Hadits – berbahasa Arab. Selain itu referensi masalah fiqih dari berbagai madzhab juga dalam bahasa Arab.
Ketika menjelaskan tentang perkara-perkara yang harus dimiliki oleh seorang penuntut ilmu fiqih, Syaikh Abdul Qodir bin Badron ad-Dimasyqi mengatakan, ”Masalah yang keenam, hendaknya ia mengetahui kosa kata bahasa yang dapat dijadikan sebagai pembantu untuk memahami kitab yang ditelaahnya. Para fuqoha’ (ahli fiqih) telah mengarahkan para muridnya untuk memperhatikan masalah ini. Sungguh telah ditulis kitab al-Mishbaahul Munir untuk bahasa yang ada dalam kitab asy-Syarhul Kabiir alal Wajiz karya ar-Rofi’I, dan al-Mughorrib untuk orang-orang Hanafiyyah untuk tujuan ini juga. Untuk itu pula, ditulislah kitab ”Al-Muthli’ ala Abwaabil Muqni’” dalam madzhab Hambali, kitab ad-durrun Naqiy Lisyarh Alfaadhil Khiroqi. Al-Hijjawi juga telah menyusun kitab yang menjelaskan tentang kata yang asing dlam kitab al-iqna’. Oleh karena itu, sudah sepantasnya bagi seorang mutafaqqih (orang yang memahami agama) untuk tidak kosong dari mengetahui bahasa Arab, karena hal itu akan menjadikan dirinya jelek dan menjadi aib baginya.” (Al-Madkhol ila Madzhabil Imam Ahmad bin Hambal, Ibnu Badron, hal. 483)

4. Pemahamannya lebih mendalam

Orang yang memahami bahasa Arab lebih memahami apa yang difirmankan Alloh dan disabdakan oleh Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Imam Syafi’i berkata :
”Para ahli bahasa Arab adalah jinnya manusia, karena mereka dapat mengetahui apa yang tidak dilihat oleh orang selain mereka.” (Manaaqibusy Syafi’i, II/53)

5. Belajar bahasa Arab bertahun-tahun agar dapat mengetahui fiqih

Imam Syafi’I adalah seorang ahli fiqih yang asli keturunan Arab yaitu dari kabilah Quraisy. Meskipun demikian beliau tetap belajar bahasa Arab selama dua puluh tahun, dan beliau mengatakan :
“Tidaklah aku menginginkan dalam mempelajari ini, melainkan agar memudahkan dalam mempelajari fiqih.” (Manaqibusy Syafi’i, Karya al-Baihaqi, II/42)

Bahasa Arab dan Ushul Fiqih

Bahasa Arab juga sangat berkaitan erat dengan ushul fiqih yaitu sebuah cabang ilmu syariat yang membahas tentang masalah dalil-dalil syariat dan bagaimana cara mengambil faedah dari dalil-dalil tersebut.
Ada beberapa segi yang menunjukkan eratnya hubungan tersebut, antara lain :

1. Syarat mujtahid adalah menguasai bahasa Arab

Seorang mujtahid harus menguasai bahasa Arab. Hal itu karena al-Qur’an dan al-Hadits tidak dapat dipahami kecuali dengan memahami bahasa Arab.
Ketika menjelaskan tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seorang mujtahid, Imam Syaukani menjelaskan, ”Syarat yang ketiga adalah bahwa seorang mujtahid harus mengetahui bahasa Arab yang dapat memungkinkan baginya untuk menafsirkan apa yang ada dalam al-Kitab dan as-Sunnah yang berupa kata-kata yang asing, dan sebagainya.” (Irsyaadul Fuhuul, hal. 251)
Lihat juga pembahasan dalam masalah ini dalam Irsyaadun Nuqqod ila Taisiiril Ijtihaad, karya ash-Shon’ani, hal. 133; ar-Risaalah, Imam Syafi’i, 51-52; al-Mushtashfa, karya Imam Ghozali, II/352)


2. Banyaknya pembahasan yang berkaitan dengan bahasa Arab

Dalam ushul fiqih terdapat banyak sekali masalah yang sangat berkaitan dengan masalah bahasa antara lain masalah istitsna’ (pengecualian), dilalah al-alfaadz ala al-ma’na (penunjukan lafal-lafal kepada makna-makna), shiyagh al-umum (konteks keumuman), dan lain-lain.

3. Memperkuat pendapat dalam masalah ushul dari segi bahasa

Banyak di antara ulama yang memperkuat pendapatnya dalam masalah ushul dengan pendapat para ahli bahasa atau ditinjau dari segi bahasa Arab. Di antaranya adalah : penjelasan sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap al-Kitab dan Sunnah dapat dijadikan sebagai hujjah dalam syariat.
Imam asy-Syathibi berkata, ”Adapun penjelasan para sahabat (terhadap nash al-Kitab dan as-Sunnah) (ada dua keadaan, yaitu ) :
Apabila mereka bersepakat atas penjelasan tersebut, maka tidak ada masalah tentang benarnya kesepakatan tersebut, seperti ijma’ mereka tentang wajibnya mandi yang disebabkan oleh bertemunya dua anggota badan yang dikhitan, sebagai bentuk penjelasan dari firman Alloh :
”Dan jika kamu junub, maka mandilah.” (QS. Al-Maidah : 6)
Apabila mereka tidak bersepakat, apakah penjelasan mereka itu hujjah atau tidak ? Masalah ini perlu ditinjau dan di tafshil (dirinci0, akan tetapi pendapat yang rojih (kuat) yaitu al-I’timad (bersandar) kepada mereka dalam masalah penjelasan ini, ditinjau dari dua segi, yaitu : Pertama, mereka mengetahui bahasa Arab ini, karena mereka adalah orang-orang Arab yang fasih-fasih, bahasa mereka belum berubah, kefasihannya juga belum turun dari derajat dan tingkatan yang tinggi. Oleh karena itulah, maka merekalah orang-orang yang lebih memahami al-Kitab dan as-Sunnah dari pada orang yang lainnya. Apabila datang dari mereka berupa perkataan maupun perbuatan yang berkedudukan sebagai penjelas maka dibenarkan berpegang atau bersandar kepada mereka dari segi ini …” (Al-Muwaafaqoot, asy-Syathibi, IV/127)

Bahasa Arab dan keselamatan dari bid’ah

Bahasa Arab juga memiliki hubungan yang erat dengan munculnya dan tersebarnya bid’ah. Hal itu karena di antara sebab timbulnya bid’ah adalah al-jahl bil lughotil ’arobiyyah (kejahilan terhadap bahasa Arab). Artinya bahwa tatkala ada orang yang tidak memahami bahasa Arab dengan pemahaman yang sebaik-baiknya kemudian dia membaca nash-nash syar’i, maka ia dapat memahaminya dengan pemahaman yang salah, sehingga terjatuhnya ke dalam bid’ah, baik dalam masalah aqidah maupun masalah ibadah amaliyyah.
Ketika menjelaskan tentang sebab-sebab timbulnya bid’ah, Syaikh Mahmud Syaltut menjelaskan bahwa di antaranya adalah kejahilan terhadap sumber-sumber hukum dan sarana-sarana untuk memahaminya. Kemudian beliau berkata, ”Dasar kekeliruan-kekeliruan yang muncul dari sisi ini bermula dari kejahilan terhadap Sunnah, kejahilan terhadap keadaan yang dapat diterapkan qiyas (analogi), kejahilan kepada uslub-uslub (gaya bahasa) Arab, dan kejahilan kepada tingkatan qiyas.” (Al-Bid’ah, karya asy-Syaltut, hal. 17-18).
Setelah itu, beliau berkata, “Kejahilan terhadap uslub-uslub (gaya bahasa) Arab itu akan menjadikan nash-nash dipahami tidak sebagaimana maksudnya. Inilah yang menyebabkan terjadinya perbuatan mengada-adakan suatu (ajaran agama) yang tidak diketahui oleh kaum muslimin generasi awal.” (Al-Bid’ah, karya asy-Syaltut, hal. 20)
Berkaitan dengan sebab ini, juga telah dijelaskan oleh para peneliti, antara lain dalam al-Bida’ul Hauliyyah, karya Abdulloh bin Abdul ’Aziz at-Tuwaijiri, hal. 37-39; Al-Bid’ah : Tahdiduha wa Mauqiful Islam minha, Dr. Izzat ’Athiyyah, hal. 195-203; Al-Bid’ah wal Mashoolihul Mursalah, Taufiq Yusuf al-Wa’i, hal. 125-126.
Demikianlah sekelumit tentang eratnya hubungan antara bahasa Arab dan syariat Islam. Oleh karena itu, hendaknya setiap penuntut ilmu sudah sepantasnya untuk selalu memperdalam bahasa ini sebagai alat untuk memahami agama ini dengan pemahaman yang benar.
Sumber: Majalah Adz-Dzakhiirah vol. 9 no. 2 edisi: 68. 1432/2011

[1]  Lihat pembahasan ini pada Manaahij al-Lughowiyyin fi Taqrir al-Aqidah, hal. 98-115, Dr. Muhammad asy-Syaikh Alyu Muhammad; al-Masaa-il al-Fiqhiyyah allati Banaaha Ibnu Hazim ala al-Lughoh, karya Ibrahim al-Harbi, hal. 56-62; Aqidah Imam al-Azhari, karya Dr. Ali al-Alyani, Darul Wathon; Al-Hadits an-Nabawi fi an-Nahwi al-Arobi, hal. 47-48; Al-Jaami; li Akhlaaqir Rowi wa Adaabis Saami’, al-Khothib al-Baghdadi, II/295; Roudhatul ‘Uqolaa’, Ibnu Hibban al-Busti, hal. 175; al-Madkhol ila Madzhabil Imam Ahmad bin Hambal, Ibnu Badron, hal. 483; al-Burhan fii ‘Uluumil Qur’an, Az-Zarkasyi, II/160; al-Muwafaqoot, Imam asy-Syathibi, IV/224-225; al-Bida’ul Hauliyyah, karya Abdulloh bin Abdul ‘Aziz at-Tuwaijiri, hal. 37-39; al-Bid’ah: Tahdiduha wa Mauqiful Islam minha, Dr. Izzat ‘Athiyyah, hal. 195-203, al-Bid’ah wal Mashoolihul Marsalah, Taufiq Yusuf al-Wa’i, hal. 125-126.

 
| PPPI Miftahussalam Banyumas Jalan Raya Kejawar No.72 Banyumas Jawa Tengah - Telp.(0281)796121 / 796004 | Islamic Boarding School, in Banyumas