SELAMAT DATANG DI BLOG RESMI KUMPULAN ARTIKEL MA'HAD MIFTAHUSSALAM BANYUMAS JAWA TENGAH INDONESIA

Kamis, 22 Desember 2011

Aku Tersungkur di Hadapanmu Ibunda...[ Bagian. 2 ]

Bismillah,
Shubuh ini, walhamdulillah dengan taufiq dari Allah ta’ala ana ingin sekali melanjutkan pembicaraan kita adik-adikku fillah...
Kali ini, kita belum akan berpindah tema, akan tetapi kita akan fokus pada tema perbincangan awal kita, zadakumullahu ‘ilman naafi’an wa rizqan waasi’an.
Adikku rahimakallah, kiranya kita semua harus mengetahui bahwa ada sejumlah adab dan etika kepada orang tua kita yang wajib untuk kita aplikasikan pada masing-masing pribadi kita, tentunya hal semacam ini akan sangat sulit bagi siapa yang tidak mendapatkan pertolongan dan taufiq-Nya subhanahu wa ta’ala. Dan dengan mengharap pertolongan kepada Allah tabaraka wa ta’ala mari kita berupaya sebisa mungkin untuk mewujudkan bakti kita kepada mereka, dan kita berharap, semoga Allah memudahkan setiap usaha kita, agar dengan itu Allah ta’ala ridha kepada kita, dada kita menjadi lapang, hidup kita menjadi lebih baik segala urusan menjadi mudah dan Allah senantiasa menjadikan umur hidup kita panjang dan penuh bekah. Adapun beberapa adab dan etika tersebut adalah ;
Yang pertama, hendaklah kita berupaya semaksimal mungkin untuk menaati kedua orang tua dan menjauhi segala bentuk kedurhakaan kepada keduanya, baik kedurhakaan dalam bentuk ucapan maupun kedurhakaan dalam bentuk perbuatan. Hendaknya kita semua mengedepankan ketaatan kepada keduanya daripada ketaatan kepada orang lain selama mereka tidak memerintahkan untuk bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya, kecuali ketaatan seorang istri kepada suami, yang mana seorang istri harus mendahulukan ketaatan kepada suami daripada ketaatan kepada orang tuanya sendiri.
Kemudian yang kedua, hendaknya kita senantiasa berbuat baik kepada kedua orang tua kita dengan perkataan dan perbuatan serta dalam seluruh bentuk kebaikan kepada keduanya.
Yang ketiga, jangan sekali-kali kita membentak keduanya. Berbicaralah dengan lunak dan penuh kelembuta kepada keduanya, berhati-hati sepenuhnya dari sikap membentak mereka dan jangan sekali-kali kita meninggikan suara kepada mereka.
Yang keempat, tunduklah kepada mereka dan bersikaplah tawadhu kepada keduanya, jangan sampai kita menyombongkan diri di hadapan mereka...tawadhu’lah adik-adikku....
Yang kelima, di saat orang tua kita berbicara dengan kita, maka simak dan perhatikanlah kata-katanya dengan baik, jangan memotong sebelum mereka selesai berbicara, jangan mendebat mereka di saat pembicaraan mereka tidak sejalan dengan kita. Berhati-hatilah jangan sampai kita membantah ucapan mereka apalagi mendustakan mereka, semoga Allah tabaraka wa ta’ala menjauhkan kita dari perkara-perkara durhaka ini...
Adikku-adikku, ana harap antum masih mau melanjutkan perbincangan kita ini, sungguh tidak ada yang ana harapkan dari antum kecuali harapan supaya masing-masing kita berusaha menjadi anak-anak yang berbakti kepada kedua orang tua kita...
Baiklah, yang selanjutnya....keenam, hindari meminta upah/bayaran ketika melayani keduanya, sambutlah perintah keduanya dengan kegembiraan, jangan merasa terpaksa...ketika perintah itu terasa berat, maka janganlah antum menolak sebelum antum mencoba dan berusaha semampu mungkin. Ikhlashlah mengharap keridhaan-Nya, perhatikanlah, apa pernah keluar dari lisan ibumu bahwa mereka minta bayaran kepada antum atas  sewa rahim selama mengandung antum..? Pernahkah..?
Apakah ayah pernah mengucapkan untuk meminta ganti uang yang beliau gunakan untuk membeli susu, makanan-makanan bayi, pampers dan kebutuhan bayi lainnya kepada antum..?? Pernahkan..?? jawablah dengan hati antum yang paling jujur....jangan menyangkal dan pantaskah setelah antum mengetahui kemuliaan dan kemurahan hati mereka kepada antum, lantas antum seenaknya saja minta upah padahal antum hanya sekedar disuruh ke warung...ke pasar...?? Cobalah renungkan adik-adikku fillah....semoga Allah menyayangi kalian...
Ana kira, perbincangan kita akan kembali tertunda seperti biasa, meskipun saat ana tulis tema perbincangan ini banyumas masih mendung, namun inilah saat dimana ana bisa menumpahkan segala kepedulian terhadap sesama pada saat dimana moral anak-anak muda muslim dalam keadaan kritis, jauh dari apa yang diinginkan oleh Allah dan Rasul-Nya, adikku di akhir pertemuan kita kali ini, cobalah antum renungi sebuah hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh shahabat yang muliah, Abu hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, ada seorang lelaki yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, 

قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ الصُّحْبَةِ قَالَ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أَبُوكَ

Artinya : "Seseorang bertanya kepada Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- : siapakah orang yang paling berhak untuk saya berbakti kepadanya? beliau menjawab : ibu kamu, kemudian ibu kamu, kemudian ibu kamu, kemudian ayah kamu."(diriwayatkan oleh ukhari dalam kitab Al-Adab-5626-; Muslim dalam Al-Birr wash Shilah wal Adab-2548-;Ahmad, II:391)

Ana harap, pertemuan kita selanjutnya antum sudah merenungi hadits ini dan menghafalnya, sehingga memudahkan kita untuk menjelaskannya. Semoga Allah senantiasa melimpahkan taufiqnya kepada antum semua....aamiin.


Ditulis oleh akhukum fillah, Adam Lodie al-Akhfiya, di bumi tercinta, Miftahussalam 23 Desember 2011 selepas shubuh.

0 komentar:

Posting Komentar

 
| PPPI Miftahussalam Banyumas Jalan Raya Kejawar No.72 Banyumas Jawa Tengah - Telp.(0281)796121 / 796004 | Islamic Boarding School, in Banyumas