SELAMAT DATANG DI BLOG RESMI KUMPULAN ARTIKEL MA'HAD MIFTAHUSSALAM BANYUMAS JAWA TENGAH INDONESIA

Jumat, 23 Desember 2011

Sungguh Mulianya Dirimu ....


“Siapa yang mempelajari Al-Qur’an, maka derajatnya akan semakin agung...
Siapa yang belajar fiqih, maka kemampuannya akan berkembang...
Siapa yang belajar hadits, maka hujjahnya akan kuat...
Siapa yang belajar bahasa Arab, maka pribadinya akan santun...
Dan siapa yang tidak belajar, maka dia tidak bermanfaat amalannya...”(Imam Asy-Syafi'i)

Walhamdulillah...segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala, atas ridha-Nya kita bisa kembali berbincang-bincang dalam rangka tawaa shabil haqq tawaa shabish shabr...
Saudara, saudariku yang semoga kalian disayang oleh Allah ta’ala...pada kesempatan yang nyaman ini, insya Allah kita akan membicarakan sebuah faidah, yang harus kita nikmati betul-betul kandungannya. Di dalamnya, banyak sekali vitamin dan gizi yang akan menyehatkan hati, fikiran dan juga kondisi jasad kita....

Saudara-saudariku fillah, ketahuilah....bahwasanya, langkah-langkah kita untuk menuntut ilmu agama adalah langkah-langkah yang sarat dengan kemuliaan. Bahkan, jauh-jauh hari Allah ta’ala telah menjanjikan kemudahan untuk memasuki surga bagi siapa-siapa yang pergi untuk menuntut ilmu. Dan hal ini, sebagaimana dijelaskan oleh Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabda beliau,

Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah  akan menapakkannya di jalan menuju surga. Sesungguhnya para malaikat akan meletakkan sayap-sayapnya karena ridha terhadap para pencari ilmu. Sesungguhnya seorang yang berilmu akan dimintakan ampun kepada Allah subhanahu wa ta’ala oleh makhluk yang ada di langit dan bumi, hingga ikan yang ada di dasar laut pun akan memintakan ampun untuknya. Keutamaan seorang yang berilmu dibandingkan dengan ahli ibadah seperti perbandingan bulan purnama dengan semua bintang-bintang. Sesungguhnya, para ulama adalah pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Namun, mereka hanya mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mendapatkan ilmu, pada dasarnya ia telah mendapat bagian yang besar. (diriwayatkan oleh Abu dawud, hadits no.3643-maktabah Syamilah)

Sungguh betapa mulianya dirimu sadara-saudariku jika kalian mencari ilmu agama dengan sungguh-sungguh...dengan penuh keikhlasan...dengan penuh semangat...

Ilmu agama... adalah bagian terbesar yang diwariskan oleh para nabi yang diwariskan kepada para ulama meskipun tidak ada hubungan nasab di antara mereka. Mereka harus berusaha sungguh-sungguh untuk mendapatkannya. Mereka harus rela menukar waktu mereka dengan belajar, belajar dan belajar. Para ulama kita, ikhlash melaksanakan semua upaya untuk meraih ilmu karena mereka menyadari bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap insan, sebagaimana sabda nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap Muslim”(diriwayatkan oleh Ibnu Majah, hadits no.229)

Saudara-saudariku fillah kenalkah antum siapa Abu Hurairah ? seberapa jauh kenalnya antum dengan beliau radhiyallahu ‘anhu dibandingkan kenalnya antum dengan artis-artis terkenal di zaman ini..?? sebutlah misal, Justin Bieber...?? Semoga Allah mengampuni kelengahan kita....
Sungguh memprihatinkan kondisi kita sat ini, kebanyakan dari kita lebih mengenal orang-orang kuffar ataupun orang-orang fasiq daripada mengenal Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, para shahabat, para tabi’in dan para ulama terdahulu lainnya....bahkan ada yang senang mengikuti gaya dan tingkah laku mereka, mulai dari berpakaiannya....berjalannya...mode rambutnya....bahkan ada yang sampai operasi plastik untuk menirunya....lalu, bagaimana dengan firman Allah Azza wa jalla,

 Sesungguhnya pada diri Rasulullah ada teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap Allah dan hari akhir serta banyak berdzikir kepada Allah.” (Al-Ahzab: 21)

Al Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah, dalam tafsirnya 3/483, mengatakan, “Ayat ini merupakan landasan pokok menjadikan Rasulullah sebagai suri teladan dalam ucapan-ucapan beliau, perbuatan-perbuatan, dan dalam semua keadaan beliau.

Mari kita kembali mengoreksi diri kita saudara-saudariku...Mulai dari perkara yang sepele tentunya, misalkan, tidur kita, makan kita...sudahkah kita berdoa setiap kali kita makan dan mengakhiri makan kita dengan bersyukur...sudahkan..??, kemudian bgaimana dengan cara berpakaian kita...sudahkan para saudariku menutup auratnya dengan baik sesuai tuntunan syari’at..? Sampai pada sholat-sholat kita, puasa kita dan berbagai macam ibadah yang lainnya...sudahkan sesuai dengan bimbingan yang dicontohkan oleh Rasulullah..?? Saudara-saudariku fillah...perkara yang dasar saja seperti ini terkadang masih banyak yang tidak mampu atau tidak tahu bagaimana cara melakukannya, namun mereka sibuk mengikuti mode dan trend yang diusung oleh kaum materialis...inilah taktik metode orang kuffar untuk menjauhkan kita dari agama kita....berapa banyak upaya busuk mereka tercium oleh kita...

Kita kembali ke pertanyaan, siapa Abu Hurairah..??
Abu Hurairah, adalah sosok seorang alim yang mendapatkan warisan Nabi berupa ilmu agama/ilmu syar’i. Beliau adalah seorang shahabat yang miskin. Beliau adalah seorang shahabat yang mulia yang tak pernah mengenal kata menyerah dan tak pernah putus asa. Beliau memiliki ingatan yang sangat tajam, sehingga sekedar mendengar hadits Rasulullah, maka beliau langsung menghafalnya. Beliau senantiasa menyertai Rasulullah, seperti bayangan yang mengikuti beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.  Abu Hurairah tidak berpisah dengan Nabi selain di saat-saat beliau bersama keluarga atau buang hajat. Dengan begitu, beliau mampu mewujudkan apa yang beliau harapkan. Dalam jangka waktu yang pendek ini, beliau mampu menghafal begitu banyak hadits yang diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, hingga beliau berkata tentang dirinya sendiri, “Tak ada seorang pun yang lebih banyak haditnya melebihi diriku selain Abdullah bin Amru bin Ash, sebab dia menulis dan aku tidak menulis.”
Imam syafi’i rahimahullah berkata tentangnya, “Ia adalah yang paling hafal hadits di zamannya.” Berkaitan dengan hal ini, ana mengutip  rahasia kesuksesan belajar shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Dr. Khalid bin Abdul Karim Al-Lahim dalam kitab “Mafatihu Tadabburis Sunnah wal Quwwatu fil Hayah,  Abu Hurairah berkata, “Saya membagi waktu malam hari menjadi tiga bagian; 1/3 untuk shalat, 1/3 untuk tidur, 1/3 untuk menghafal hadits Rasulullah shallallahu ‘

Ditulis oleh akhukum fillah, Adam Lodie al-Akhfiya, di bumi tercinta, Miftahussalam 22 Desember 2011 menjelang ashar.



0 komentar:

Posting Komentar

 
| PPPI Miftahussalam Banyumas Jalan Raya Kejawar No.72 Banyumas Jawa Tengah - Telp.(0281)796121 / 796004 | Islamic Boarding School, in Banyumas