SELAMAT DATANG DI BLOG RESMI KUMPULAN ARTIKEL MA'HAD MIFTAHUSSALAM BANYUMAS JAWA TENGAH INDONESIA

Sabtu, 31 Desember 2011

Sebelum Anda Berbicara, Sebaiknya.....

Kami tampilkan beberapa komentar jahil yang nampak dari gayanya seolah-olah seperti pengamat atau ilmuwan di atas, namun ternyata berbicara jauh dari ilmu terkait dengan postingan artikel mengenai anak Punk yang kami publikasikan ulang dari majalah tashfiyah pada Blog "Pustaka Miftahussalam".


          Walhamdulillah...telah jelas, mana orang yang berilmu dan mana orang yang tidak berilmu.....Bergaya sosialis, idealis tapi hakikatnya hanya tong kosong yang berbunyi nyaring. Ketahuilah bahwa, seseorang akan mulia jika akhlaqnya senantiasa didasari dengan ilmu yang hakiki....tahukah anda apa ilmu hakiki itu, itulah ilmu agama yang mengantarkan kita untuk meraih kesuksesan di kehidupan hakiki kelak di akhirat....


          Betapa banyak manusia mengaku berilmu, akan tetapi mereka jahil, mereka mengaku 'ulama, tapi pada hakikatnya mereka juhala....Seseorang akan berjalan dengan selamat di muka bumi ini jika dia senantiasa mendasari hidupnya dengan agama....Allah berfirman,
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُوا الْأَلْبَابِ

Katakanlah (wahai Muhammad) apakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui. Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (QS Az Zumar: 9)

         Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin membawakan dan menjelaskan ayat diatas di awal bab “Keutamaan Ilmu” dalam “Kitabul Ilmi” beliau. Diantaranya beliau berkata, “Tidak sama orang yang berilmu dan tidak berilmu, sebagaimana tidak sama orang yang hidup dengan yang mati, yang mendengar dengan yang tuli, yang melihat dengan yang buta. Ilmu adalah cahaya yang dengannya manusia mendapat petunjuk, yang denganya manusia keluar dari kegelapan menuju cahaya. Dengan ilmu Allah mengangkat/melebihkan siapa yang dikehendakinya dari para makhluqNya. Allah berfirman, Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Al Mujadalah: 11)…” [kitabul Ilmi, hal 13]

         Okay, kita akan sedikit membahas sesuai dengan kemampuan kami dalam memahami, point pertama, jika dikatakan "Mereka segelintir orang yang berani berteriak di depan para penguasa", maka ketahuilah saudaraku bahwa,
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

Barangsiapa yang hendak menasihati pemerintah dengan suatu perkara maka janganlah ia tampakkan di khalayak ramai. Akan tetapi hendaklah ia mengambil tangan penguasa (raja) dengan empat mata. Jika ia menerima maka itu (yang diinginkan) dan kalau tidak, maka sungguh ia telah menyampaikan nasihat kepadanya. Dosa bagi dia dan pahala baginya (orang yang menasihati).” 

(Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Ahmad, Al Khaitsami dalam Al Majma’ 5/229, Ibnu Abi Ashim dalam As Sunnah 2/522, Abu Nu’aim dalam Ma’rifatus Shahabah 2/121. Riwayat ini banyak yang mendukungnya sehingga hadits ini kedudukannya shahih bukan hasan apalagi dlaif sebagaimana sebagian ulama mengatakannya. Demikian keterangan Syaikh Abdullah bin Barjas bin Nashir Ali Abdul Karim (lihat Muamalatul Hukam fi Dlauil Kitab Was Sunnah halaman 54).)

         Kemudian, point berikutnya, anda mengatakan bahwa "Mereka hanya ingin kebebasan atas hidup mereka", maka perlu juga anda ketahui,  Islam ini tidak mengajarkan untuk hidup bebas ala binatang jalang....

          Inilah bukti bahwa, sebagian umat Islam kurang memahami terhadap konsep ajaran Islam yang benar, seakan-akan meng-iya-kan dan membenarkan semua konsep dari Barat. Kehidupan Barat adalah baik dan pantas dijadikan contoh. Barat adalah segalanya, itulah sebagian pendapat kaum muslimin terhadap kehidupan Barat. Segala konsep kehidupan Barat perlu diikuti oleh umat Islam. Mengabaikan konsep-konsep Islam adalah sebuah keharusan pada era globalisasi, Islam harus berkembang mengikuti arah kehidupan yang berputar.
      Padahal, Islam menuntun para pemeluknya untuk hidup dengan harmoni. Mulai dari urusan aqidah/keyakinan, ibadah, akhlaq/perilaku, hubungan sesama manusia, semua sudah ada bimbingannya dalam Islam. Islam agama yang sempurna sehingga sejak dahulu, Allah pun telah mewahyukan kepada Nabi-Nya Shallallahu'alaihi wa sallam, Allah berfirman,

 "Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasinya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam. Dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali." (An-Nisaa`:115)

"Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa 'adzab yang pedih." (An-Nuur:63)

        Atas dasar itulah, maka segala ajaran yang menyelisihi ajaran Rasulullah adalah bathil dan tidak boleh untuk diikuti, terlebih lagi bila bersumber dari orang-orang kafir. Oleh karena itu, di antara prinsip Islam yang kokoh adalah kewajiban mengikuti jejak Rasulullah dan dilarang untuk mengikuti atau bertasyabbuh (menyerupai) orang-orang kafir dan orang-orang yang menyelisihi Rasulullah.

         "Penampilan ngga mencerminkan pribadi mereka", jahil sekali ucapan seperti ini, tidakkah anda pernah mengetahui bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 

 Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia ada segumpal daging, apabila daging itu baik maka baiklah tubuh manusia itu, akan tetapi bila daging itu rusak maka rusak pula tubuh manusia. Ketahuilah bahwa sesungguhnya segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Bukhari-Muslim)

So...penampilan mereka itu pada hakikatnya mencerminkan kondisi pribadi mereka yang mengidap penyakit. 
Berbicaralah dengan Ilmu, jangan dengan hawa nafsu semata.Wallahu ta'ala a'lam bish showab. 
 [Akhfiya, 31 Des 2011, Miftahussalam 21.24 WIB]


0 komentar:

Posting Komentar

 
| PPPI Miftahussalam Banyumas Jalan Raya Kejawar No.72 Banyumas Jawa Tengah - Telp.(0281)796121 / 796004 | Islamic Boarding School, in Banyumas