SELAMAT DATANG DI BLOG RESMI KUMPULAN ARTIKEL MA'HAD MIFTAHUSSALAM BANYUMAS JAWA TENGAH INDONESIA

Senin, 12 Desember 2011

Kufurnya Teori Evolusi Darwin

Soal:
Pada tahun lalu, saya mempelajari -di dalam buku sejarah, dan buku ini membenarkannya- bahwa asal muasal manusia adalah dari monyet. Lalu monyet ini berubah (menjadi manusia) seiring dengan berlalunya waktu.
Apakah hal benar ataukah dia bertentangan dengan keterangan yang datang dalam Al-Qur`an Al-Karim tentang asal monyet?
Berikanlah penjelasan kepada kami -semoga Allah memberi taufiq kepada anda- agar kami bisa meyakininya. Semoga Allah membalas anda dengan kebaikan.
Jawab:
Asy-Syaikh Muhammad bin Saleh Al-Utsaimin rahimahullah menjawab:
“Ucapan ini tidak benar, maksud saya ucapan bahwa asal muasal manusia adalah monyet. Bahkan orang yang mengucapkan ucapan ini, sebenarnya dialah yang monyet, terhapus akal an terhapus bashirahnya. Karenanya lebih pantas jika kita katakan dia sebagai monyet, bukannya manusia walaupun tubuhnya tubuh manusia.”
Kemudian beliau berkata selanjutnya:
“Ucapan ini tidak benar, bahwa asal muasal manusia adalah monyet. Dan meyakininya adalah kekafiran karena merupakan tindakan mendustakan Al-Qur`an. Hal itu karena Allah Ta’ala telah menjelaskan bahwa asal penciptaan manusia adalah dari tanah, dengan diciptakannya Adam alaihissalam sebagai nenek moyangnya manusia. Kemudian Allah Ta’ala menjadikan (baca: menciptakan) anak keturunannya (Adam) dari air yang hina (sperma).
Sementara monyet yang kita kenal adalah jenis lain dari makhluk (Allah). Dia adalah makhluk yang diciptakan sudah demikian asalnya, Allah Tabaraka wa Ta’ala menciptakannya dengan sifat seperti itu. Sama seperti keledai, anjing, baghal, kuda, onta, sapi, kambing, rusa, ayam, dan selainnya.
Karenanya tidak boleh ada seorangpun, bahkan tidak boleh bagi negara Islam yang menyandarkan dirinya kepada Islam untuk menjadikan hal ini sebagai kurikulum dalam sekolah-sekolah mereka. Bahkan wajib atas (pemerintah) negara tersebut untuk menghilangkan ilmu ini dari sekolah-sekolah mereka. Karena jika siswa tumbuh dengan keyakinan seperti ini sejak kecilnya, maka dia akan sulit untuk terlepas darinya. Bahkan saya menilai tidak bolehnya untuk mengajarkan hal ini di sekolah-sekolah walaupun itu dalam rangka untuk membantah dan menyanggahnya. Akan tetapi ilmu ini dibantah tanpa harus diajarkan di sekolah-sekolah. Karena meletakkan sesuatu lalu berusaha untuk mencabutnya akan menimbulkan mafsadat. Akan tetapi tidak meletakkannya (baca: mengajarkannya) dari awal sama sekali itu lebih baik daripada meletakkannya kemudian baru dicabut (baca: dibantah) dan disanggah.”
[Selesai diterjemahkan dari kaset Nur Ala Ad-Darb no. 55]

[dikutip dar al-atsariyyah.com]

0 komentar:

Posting Komentar

 
| PPPI Miftahussalam Banyumas Jalan Raya Kejawar No.72 Banyumas Jawa Tengah - Telp.(0281)796121 / 796004 | Islamic Boarding School, in Banyumas